Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorSulfa, Ayida Martas
dc.date.accessioned2018-01-11T07:57:39Z
dc.date.available2018-01-11T07:57:39Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88977
dc.description.abstractPerubahan tata guna lahan di dalam daerah aliran sungai (DAS) pada umumnya berdampak pada terjadinya banjir di wilayah hilir. Namun demikian aspek bentanglahan yang berpengaruh terhadap banjir tidak hanya penggunaan lahan, namun juga bentuklahan atau faset lahan yang menopangnya. Faset lahan melalui karakteristiknya, seperti kemiringan lereng, jenis material permukaan, tekstur tanah, dan kedalaman pelapukan material batuan juga banyak menentukan pergerakan air di dalam DAS. Daerah Aliran Sungai Cisangkuy merupakan bagian dari kawasan Citarum hulu yang terletak di Kabupaten Bandung. Wilayah hilir DAS Cisangkuy merupakan wilayah yang rutin mengalami banjir sejak lebih dari 10 tahun lalu. Banjir yang terjadi secara rutin ini menjadikan fungsi tata air atau konservasi air DAS Cisangkuy patut dipertanyakan kondisinya saat ini. Oleh karena itu kajian tentang kondisi penggunaan lahan dan bentuklahan DAS Cisangkuy sangat diperlukan agar dapat digunakan untuk menilai daya dukung lingkungan dan dapat digunakan untuk mendukung pengelolaan DAS. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jenis penggunaan lahan dan perubahannya dari tahun 2001 hingga 2015, menganalisis faset lahan dan daya dukung bentanglahan (penggunaan lahan dan faset lahan) untuk tata air dan pengendalian banjir di DAS Cisangkuy. Hasil penelitian menunjukan bahwa DAS Cisangkuy yang mempunyai luas 28.236 ha, mempunyai 8 jenis penggunaan lahan yang meliputi permukiman, sawah, tegalan, kebun campuran, hutan, perkebunan, lahan terbuka, dan badan air. Dalam periode 2001-2015 jenis penggunaan lahan yang bertambah luasnya adalah tegalan, permukiman, kebun campuran dan lahan terbuka sementara itu yang menurun luasannya adalah sawah, hutan, perkebunan dan badan air. Luasan hutan di DAS Cisangkuy sejak 2001 hingga 2015 terus berkurang, dimana pada tahun 2015 luasannya hanya tersisa 22,04% dibandingkan dengan luasan sebelumnya (2001) yang mencapai 29,95% dari total luas DAS. Angka tersebut berada jauh di bawah batas minimal ketetapan Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang menetapkan bahwa luasan hutan di dalam DAS sebesar 30%. Adapun faset lahan di DAS Cisangkuy dapat dipilah menjadi 18 faset lahan dengan morfogenesis dominan berasal dari proses vulkanik. Berdasarkan hasil analisis Pairwise Comparation didapatkan bahwa penggunaan lahan adalah faktor yang dinilai mempunyai bobot paling besar untuk penilaian daya dukung tata air dan pengendalian banjir di dalam DAS, sedangkan faset lahan berada di urutan kedua. Hasil penelitian ini menunjukan pula bahwa secara keseluruhan luas area bentanglahan yang mempunyai daya dukung rendah untuk tata air mengalami peningkatan dari tahun 2001 – 2015 yaitu dari 29,70% menjadi 43,18%. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sistem pengelolaan lahan di DAS Cisangkuy masih belum berjalan dengan baik karena belum mampu menata bentanglahan sehingga dapat memberikan jasa lingkungan yang optimal untuk tata air dan pengendalian banjir.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcPhysical Planningid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Daya Dukung Bentanglahan di DAS Cisangkuy untuk Tata Air dan Pengendalian Banjir.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keyworddaya dukungid
dc.subject.keywordDAS Cisangkuyid
dc.subject.keywordbentanglahanid
dc.subject.keywordpenggunaan lahanid
dc.subject.keywordfaset lahanid
dc.subject.keywordPairwise Comparationid
dc.subject.keywordBandungid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record