Konsekuensi dari Variasi Iklim terhadap Produktivitas Susu Sapi pada Ketinggian Berbeda
View/ Open
Date
2017Author
Aziz, Fahmi
Hidayati, Rini
Purwanto, Bagus Priyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Perbedaan ketinggian tempat akan mempengaruhi unsur iklim terutama suhu,
dan kelembaban. Tempat yang tinggi menjadi lokasi yang nyaman bagi sapi FH
(Fries Holland) karena akan terhindar dari cekaman panas sehingga produksi susu
tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh
variasi iklim terhadap performa produksi susu sapi perah FH di ketinggian berbeda.
Penelitian ini menggunakan studi kasus perbandingan produksi susu di wilayah
Lembang dengan Bekri dengan menggunakan metode analisis regresi, korelasi, ujit,
dan plot 3D. Bertambahnya ketinggian yang diikuti penurunan suhu udara dan
THI serta peningkatan tekanan uap air aktual (ea) menyebabkan produksi susu
meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh membaiknya kenyamanan termal dan
meningkatnya konsumsi pakan hijauan. Wilayah Lembang memiliki suhu udara
rata – rata bulanan berkisar antara 20 – 22 oC, ea 17 – 22 mb dan THI 68 – 70, lebih
rendah jika dibandingkan dengan wilayah Bekri dengan suhu udara rata – rata
bulanan 27 – 28 oC, ea 28 – 32 mb dan THI 78 – 80. Suhu udara, ea dan THI yang
lebih rendah membuat wilayah Lembang lebih sesuai untuk sapi FH, sehingga
produksi susu lebih tinggi berkisar antara 9 – 17 liter/ekor/hari dibandingkan Bekri
yang berkisar antara 4 – 6 liter/ekor/hari. Produksi susu tertinggi di wilayah
Lembang terjadi saat kondisi suhu udara berada pada rentang 20 – 21 oC diikuti
nilai ea sebesar 17 – 20 mb serta kondisi curah hujan 300 – 400 mm/bulan.