Show simple item record

dc.contributor.advisorBudi R, Sri Wilarso
dc.contributor.advisorWulandari, Arum Sekar
dc.contributor.authorRosita, Ida
dc.date.accessioned2018-01-11T05:25:13Z
dc.date.available2018-01-11T05:25:13Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88811
dc.description.abstractKondisi tanah yang relatif tidak subur, asam, dan mengandung toksik merupakan faktor pembatas sekaligus tantangan dalam kegiatan revegetasi di lahan pasca tambang. Penggunaan mikroorganisme seperti FMA, pemupukan, dan pemilihan jenis tanaman yang tepat dan adaptif merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan revegetasi. FMA adalah simbiosis mutualisme antara tanaman dengan fungi yang tergolong ke dalam Glomeromycota. Pupuk P bersifat mobil di dalam tanaman akan tetapi bersifat immobil di dalam tanah. Selain itu pupuk P pada tanah yang masam banyak diikat oleh unsur Al dan Fe sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Budi ((2012) FMA mengeluarkan enzim fosfatase yang dapat melepas ikatan Al/Fe-P pada tanah yang masam sehingga unsur P dapat diserap oleh hifa maupun akar tanaman. Leda merupakan jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing species) yang bisa digunakan dalam kegiatan revegetasi di tanah pascatambang. Pada kegiatan revegetasi, leda mampu tumbuh pada kondisi tanah yang miskin hara, mudah tererosi, dan berpasir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi efektivitas FMA dan pupuk P dalam meningkatkan pertumbuhan bibit leda, meningkatkan serapan hara P, dan meningkatkan efisiensi serapan hara P. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur IPB dan Laboratorium Tekonologi Mikoriza dan Kualitas Bibit Departemen Silvikultur IPB pada Bulan Agustus 2015 sampai dengan Pebruari 2016. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan pola desain split splot terdiri dari dua faktor. Aplikasi FMA sebagai petak utama terdiri dari 5 taraf, M0 (kontrol), M1 (FMA dari tanaman karet), M2 (FMA dari hutan primer), M3 (FMA dari perkebunan sawit), and M4 (FMA dari karet alam). Pupuk P sebagai anak petak terdiri dari 3 taraf, 0 g P/tanaman (P0), 2 g P/tanaman (P1), dan 5 g P/tanaman (P2). Secara umum mikoriza yang berasal dari hutan alam dan yang berasal dari ekosistem karet alam yang dikombinasikan dengan pupuk 2 g/tanaman memberikan efektivitas yang lebih tinggi dalam meingkatkan pertumbuhan pada bibit leda. FMA yang berasal dari empat tipe ekosistem menunjukkan efektivitas yang berbeda ketika dikombinasikan dengan dosis pupuk yang berbeda. Secara keseluruhan keempat FMA yang dikombinasikan dengan pupuk 2 g/tanaman memberkan nilai serapan hara tertinggi pada bibit leda. Nilai efisiensi penyerapan hara P tertinggi terdapat pada bibit kontrol dan terkecil terdapat pada bibit yang diinokulasi FMA yang berasal dari tanaman karet, hutan alam, dan karet alam yang dikombinasikan dengan pupuk 5 g/tanaman.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcRegenarationid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEfektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula Dalam Meningkatkan Serapan Fosfat Dan Pertumbuhan Bibit Eucalyptus Deglupta Blume Di Tanah Pasca Tambangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFMAid
dc.subject.keywordfosfatid
dc.subject.keywordledaid
dc.subject.keywordnitrogenid
dc.subject.keywordpertumbuhanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record