Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Hari
dc.contributor.advisorAfendi, Farit M
dc.contributor.authorNugroho, Sirkis
dc.date.accessioned2018-01-11T05:23:53Z
dc.date.available2018-01-11T05:23:53Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88806
dc.description.abstractRata-rata nilai Ujian Nasional (UN) mengalami penurunan dari 6.35 (2012/2013) menjadi 6.12 (2013/2014). Melihat perbandingan antara rata-rata nilai UN MA lebih rendah (5.73) dibandingkan dengan rata-rata nilai UN SMA (5.84). Nilai rata-rata MA IPA mencapai 6.06 dan MA IPS sebesar 5.75, sedangkan nilai rata-rata SMA IPA sebesar 6.39 dan SMA IPS sebesar 5.80 (Kemendikbud 2014). Perbedaan pencapaian pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dapat menyebabkan keragaman kualitas sumber daya manusia di setiap kabupaten/kota. Menyadari hal tersebut, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara lebih terarah dan berkelanjutan. Perbedaan pencapaian pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dapat menyebabkan keragaman kualitas sumber daya manusia di setiap kabupaten/kota. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebaikan Spatial Durbin Model (SDM) dibandingkan dengan Spatial Autoregressive (SAR) dan mengkaji pengaruh nilai Standar Nasional Pendidikan (SNP) kabupaten/kota terhadap nilai Ujian Nasional (UN) kabupaten/kota di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan menggunakan Spatial Durbin Model (SDM). Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan dua kajian, yakni Spatial Durbin Model (SDM) dan Spatial Autoregressive (SAR). Matriks pembobot spasial yang digunakan berdasarkan hubungan ketetanggaan (contiguity). Data yang digunakan adalah data sekunder nilai Ujian Nasional (UN) kabupaten/kota tahun 2014/2015 dan nilai Standar Nasional Pendidikan (SNP) kabupaten/kota Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Pulau Jawa tahun 2014/2015 (Depdiknas 2013). Struktur data tersebut terdiri 6 Provinsi (Banten, Daerah Khusus Istimewa Yogyakarta (DIY), Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim), 112 Kabupaten/Kota (79Kabupaten dan 33Kota). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spatial Durbin Model (SDM) dengan pembobot ketetanggaan merupakan model yang lebih baik daripada Spatial Autoregressive Model (SAR) dengan pembobot ketetanggaan. Kriteria pemilihan model yang digunakan nilai Akaike Information Criterion (AIC) dan Pseudo R2. Besarnya nilai AIC dan Pseudo R2 yang dihasilkan oleh metode SDM adalah 209.80 dan 60.32%. Faktor-faktor yang nyata mempengaruhi nilai UN kabupaten/kota di Pulau Jawa tahun 2014/2015 adalah Standar Isi (ISI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Sarana dan Prasarana (SARPRAS), Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Pengaruh dependensi spasial peubah prediktor yang berpengaruh nyata pada model adalah Standar Proses (PRS), Standar Sarana dan Prasarana (SARPRAS), dan Standar Penilaian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcStatistical modelsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcPulau Jawaid
dc.titleKajian Spatial Durbin Model (Sdm) Untuk Menelaah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Ujian Nasional (Un) Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Studi Kasus: Nilai Ujian Nasional Kabupaten/Kota Di Pulau Jawa Tahun 2014/2015id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPendidikanid
dc.subject.keywordUjian Nasionalid
dc.subject.keywordSNPid
dc.subject.keywordSARid
dc.subject.keywordSDMid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record