Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Nurheni
dc.contributor.advisorRusdiana, Omo
dc.contributor.authorJauhari, Alisa Maulina
dc.date.accessioned2018-01-11T05:19:37Z
dc.date.available2018-01-11T05:19:37Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88793
dc.description.abstractPohon mindi sering ditemukan pada lahan hutan masyarakat sebagai bagian dari sistem tanam campuran. Lahan hutan masyarakat memiliki potensi untuk mendukung pasokan pangan dan mengurangi impor pangan. Kedelai adalah salah satu dari bahan pangan yang memainkan peran penting dalam masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respon pertumbuhan mindi dan kedelai dalam pola agroforestri. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Pusat Penelitian Tanaman Obat Biofarmaka di Cikabayan Kampus IPB. Rancangan percobaan yang digunakan adalah desain split plot yang terdiri dari dua faktor. Faktor utama adalah mindi yang ditanam secara monokultur dan agroforestri. Faktor kedua adalah varietas kedelai (Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, dan Wilis) menggunakan empat ulangan. Penanaman kedelai dilakukan pada lahan yang telah ditanami mindi berumur 3 bulan dengan jarak tanam (2.5x2.5) m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dari pola tanam mindi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi mindi dan diameter yang telah diamati selama tiga bulan. Wilis memiliki persentase hidup tertinggi dibandingkan dengan varietas lain. Kedua faktor naungan dan varietas memberikan efek yang sangat signifikan pada tinggi tanaman pada umur 3-7 MST. Selain itu, hal ini juga sangat signifikan mempengaruhi jumlah daun trifoleat pada usia 3, 4, dan 5 MST. Hasil kedelai per hektar yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan kedelai pada pola agroforestri memiliki hasil yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil kedelai pola monokultur. Serapan hara N, P dan K pada kedelai monokultur memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding kedelai dengan pola agroforestri, namun perbedaan dari nilai serapan hara tidak terlalu besar. Selama pertumbuhan tanaman kedelai, konsentrasi hara di dalam jaringan berubah mengikuti pola tertentu. Varietas Grobogan pada pola monokultur memiliki kandungan klorofil tertinggi dibanding varietas lainnya. Sedangkan kandungan klorofil tertinggi terdapat pada perlakuan monokultur dibanding agroforestri.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcSilviculture systemid
dc.titlePertumbuhan Mindi (Melia Azedarach Linn.) Dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Dengan Pola Agroforestri Pada Lahan Masamid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordagroforestriid
dc.subject.keywordkedelai (Glycine max (L.) Merril)id
dc.subject.keywordMindi (Melia azedarach Linn.)id
dc.subject.keywordnaunganid
dc.subject.keywordvarietasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record