dc.description.abstract | Ketidakpastian kondisi ekonomi yang muncul beberapa tahun belakangan ini,
menyisakan dampak bagi negara-negara berkembang, salah satunya adalah
Indonesia. Pelambatan ekonomi yang dialami Indonesia selama tahun 2015 karena
dampak krisis ekonomi global berpengaruh pertumbuhan industri, salah satunya
industri semen. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan sulit juga diprediksi
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kegiatan bisnis yang
terjadi di pasar modal Indonesia. Investor sebagai pelaku pasar tentu mengharapkan
tingkat pengembalian atau return yang maksimal dari investasi yang dilakukan.
Investasi dalam saham mengandung risiko dan investor perlu mencari langkahlangkah
keuangan yang memiliki dampak signifikan terhadap return saham. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak
sistematis terhadap return industri semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh tersebut dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Modelling (SEM) dengan metode Partial Least Square dan juga menggunakan
analisis regresi linier berganda. Kedua alat analisis tersebut digunakan untuk
melihat konsistensi hasil dan memperkuat hasil penelitian. Sampel dari penelitian
ini adalah tiga perusahaan yang terdaftar dalam subsektor semen di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian (2011-2016), yaitu PT Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk, PT Semen Indonesia, Tbk, dan PT Holcim Indonesia.
Hasil penelitian ini adalah risiko sistematis berpengaruh secara signifikan dan
nyata terhadap return saham namun bernilai negatif sebesar -0,547, yang tercermin
oleh variabel pertumbuhan ekonomi (PDB). Risiko sistematis dapat bernilai negatif
selama aset yang diinvestasikan memiliki tingkat volatilitas yang tinggi, sehingga
investor lebih memilih mengalokasikan investasinya ke aset yang lebih rendah
risikonya. Disisi lain, industri semen sedang melakukan peningkatan kapasitas
produksi dengan pembangunan pabrik baru sehingga alokasi sumber daya (modal
dan tenaga kerja) lebih banyak dialokasikan ke pabrik baru, namun belum dapat
memberikan keuntungan bagi para pemegang saham. Risiko tidak sistematis tidak
berpengaruh signifikan pada penelitian ini, hal tersebut dapat dikarenakan risiko
tidak sistematis dapat diminimalisir dengan cara diversifikasi portofolio. | id |