Show simple item record

dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.authorIqbal, Muhammad
dc.date.accessioned2018-01-08T06:42:30Z
dc.date.available2018-01-08T06:42:30Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88722
dc.description.abstractPembangunan infrastruktur merupakan aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur yang baik akan menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa, dan meningkatkan nilai tambah perekonomian, dan juga sebagai faktor pendorong produktivitas daerah. Tujuan utama pembangunan ekonomi wilayah adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan juga melakukan pertumbuhan yang merata antar wilayah sehingga tumbuh dan berkembang secara bersama dan merata. Dalam mengatasi atau mengurangi ketimpangan pembangunan wilayah dapat dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur yang merata. Hal ini akan menyebabkan timbulnya titik tumbuh pertumbuhan ekonomi baru, sehingga wilayah-wilayah lain akan ikut tumbuh dan berkembang secara bersamaan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketimpangan antar wilayah, mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur di setiap Kabupaten/kota serta menganalisis pengaruh ketersediaan infrastruktur terhadap ketimpangan wilayah di Provinsi Aceh. Metode analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson, Skalogram dan Data Panel. Hasil penelitian dengan perhitungan Indeks Williamson menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan wilayah di Provinsi Aceh selama kurun waktu 5 tahun mengalami tren menurun, sejak tahun 2011 nilai indeks sebesar 0,46 turun menjadi 0,40 pada tahun 2015, terjadi perubahan nilai indeks sebesar -0,05. Ratarata nilai Indeks Williamson sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah 0,43. Berdasarkan hasil analisis skalogram terdapat dua kabupaten yang memenuhi hirarki I yaitu Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada hirarki II terdapat 11 kabupaten/kota yaitu Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Selatan, dan Kabupaten Gayo Lues. Hirarki III terdapat sepuluh kabupaten/kota di Aceh yaitu Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kota Subussalam, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Simeulue, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Tenggara. Hasil estimasi Data Panel menunjukkan bahwa secara statistik variabel yang signifikan dapat mempengaruhi ketimpangan pembangunan ekonomi wilayah di Provinsi Aceh adalah variabel listrik dan variabel pendidikan, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah jalan dan variabel kesehatan. Variabel yang berpengaruh negatif adalah jalan, listrik dan pendidikan, sedangkan variabel kesehatan berpengaruh positif terhadap ketimpangan pembangunan ekonomi wilayah di Provinsi Aceh.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRural developmentid
dc.subject.ddcEconomics developmetid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcAcehid
dc.titleAnalisis Pengaruh Infrastruktur terhadap Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Wilayah di Provinsi Acehid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordWilayahid
dc.subject.keywordPembangunan Ekonomiid
dc.subject.keywordInfrastrukturid
dc.subject.keywordKetimpanganid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record