Optimasi Penambahan Magnesium dan Barium dalam Menghasilkan Silikon Murni Sebagai Bahan Semikonduktor dari Sekam Padi Oryza sp.
View/ Open
Date
2017Author
Karel, Ingriet Sintha
Irzaman
Kurniati, Mersi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sekam padi merupakan sisa pertanian yang sangat melimpah ditemukan di
Asia Tenggara, khususnya di Indonesia salah satu penghasil padi terbesar di Asia
Tenggara. Silikon oksida didapatkan dengan melakukan pengabuan sekam padi,
mereduksi silikon dioksida dengan reduktor magnesium kemudian dilanjutkan
dengan tahap pemanasan hasil reduksi asam. Silikon banyak digunakan sebagai
bahan baku industri diantaranya industri gelas, semen dan elektronika. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pencucian, metode reduksi kimia
yaitu mereduksi dengan magnenesium dan barium, karakteristik silikon
mikrostruktur dan sifat listrik. Silikon yang diperoleh dari limbah arang sekam padi
dari daerah Poso. Sebelum pembuatan arang, sekam padi dari daerah Poso
dilakukan uji proksimat. Dalam pembuatan silikon yang berasal dari sekam padi
terdapat tiga tahapan dalam pembuatan. Pertama pembuatan arang, yang kedua
yaitu pembuatan silikon dioksida dan yang terakhir pembuatan silikon. Namun
disamping itu dalam pengerjaan dipisahkan dengan dua metode yaitu metode
pertama pencucian sebelum pembakaran dan yang kedua pencucian setelah
pembakaran. Berawal dari pengarangan kemudian dilakukan pencucian HCl,
selanjutnya direduksi dengan bahan kimia yaitu barium dan magnesium, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan silikon murni. Hasil analisis proksimat menujukan
kadar abu memiliki nilai terbesar setelah serat kasar yaitu 17.79 %. Hasil SEM
menunjukkan bahwa permukaan silikon dioksida maupun silikon belum homogen.
Permukaan silikon lebih halus dibandingkan silikon dioksida dan dimungkinkan
terjadi pula perubahan struktur silikon dioksida menjadi silikon. Hasil analisis
SEM-EDX silikon dioksida metode 1 dan metode 2 memiliki kemurnian yang sama,
namun pada metode 2 memiliki impuritas. Silikon hasil reduksi Barium metode 1
dan metode 2 memiliki kemurnian masing-masing yaitu 24.12 % dan 0.01 %, untuk
Silikon hasil reduksi dengan Magnesium menggunakan metode 1 dan metode 2
memiliki kemurnian sebesar 61.49 % dan 30.1%. Analisis XRD menunjukkan
bahwa struktur silikon dioksida adalah tetragonal dengan konstanta kisi a = b =
5.212 Å dan c = 6.229 Å (sedangkan menurut JCPDS ICDD 1977 no 39-1425 a =
b = 4.973 Å dan c = 6.923 Å). Silikon berbentuk kubus dengan nilai konstanta kisi
hasil reduksi dengan Barium untuk metode 1 dan 2 yaitu a = 5.437 Å dan a = 5,447
Å, Silikon hasil reduksi Magnesium untuk metode 1 dan metode 2 yaitu a= 5.414
dan a= 5.434 Å, berbentuk kubus dengan nilai konstanta kisi a = 5.27Å (sedangkan
menurut JCPDS ICDD 1978 no 14-0260 a = 5.409 Å). Analisis sifat listrik
menggunakan LCR meter silikon dioksida dan silikon sudah bersifat
semikonduktor dengan nilai konduktivitas listrik 10-8 sampai 10-6 S/cm, dimana
silikon memiliki nilai konduktivitas listrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
silikon dioksida, hal ini dikarenakan telah terjadi transformasi fasa dari silikon
dioksida menjadi silikon.