Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorBudiharsono, Sugeng
dc.contributor.authorSetyanto, Kurniawan Ari
dc.date.accessioned2018-01-08T06:39:00Z
dc.date.available2018-01-08T06:39:00Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88704
dc.description.abstractPergeseran paradigma pembangunan menyebabkan arah pembangunan tidak lagi hanya terfokus pada pertumbuhan, namun juga sebagai sebuah usaha dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Prioritas pembangunan ekonomi hendaknya diarahkan pada pengembangan sektor yang mempunyai keterkaitan yang besar kepada sektor lainnya, sehingga pengembangan sektor tersebut akan memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor unggulan yang memberikan konribusi besar terhadap PDRB Jawa Tengah, sehingga pengembangan sektor tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran sektor industri makanan dan minuman bagi perekonomian Jawa Tengah dengan menggunakan analisis input output, serta menganalisis dampak peningkatan alokasi anggaran melalui konsumsi pemerintah pada sektor tersebut dengan menggunakan analisis sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri makanan dan minuman memiliki peran yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi regional, hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya koefisien forward linkage (2.42) dan backward linkage (2.18) yang menunjukkan keterkaitan yang kuat dengan sektor ekonomi lainnya. Selain itu, sektor industri makanan dan minuman memiliki koefisien multiplier output paling besar dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 2.1845. Sedangkan koefisien multiplier NTB sebesar 0.8642, koefisien multiplier NTB sebesar 0.2369 dan koefisien tenaga kerja sebesar 0.0116. Simulasi terhadap model pembangunan ekonomi pada kondisi existing menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2016 sampai dengan 2030 terjadi peningkatan PDRB dan IPM serta penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Jawa Tengah. pada tahun 2030, PDRB harga konstan Jawa Tengah sebesar 1 804.67 triliun rupiah, Indeks IPM sebesar 79.32 (kategori tinggi), jumlah pengangguran sebanyak 449 635 orang dan angka kemiskinan sebesar 4.66. Peningkatan alokasi anggaran konsumsi pemerintah pada sektor industri makanan dan minuman melalui tiga skenario menunjukkan terjadinya peningkatan PDRB dan IPM dan penurunan angka kemiskinan dibandingkan apabila tidak terjadi penambahan anggaran. Sedangkan peningkatan alokasi anggaran tersebut justru menambah jumlah pengangguran di Jawa Tengah bila dibandingkan dengan tanpa adanya peningkatan alokasi anggaran.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRural Developmentid
dc.subject.ddcEconomic growthid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJATENGid
dc.titleAnalisis Dampak Peningkatan Alokasi Anggaran Pada Sektor Industri Makanan dan Minuman Terhadap Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordalokasi anggaranid
dc.subject.keywordkonsumsi pemerintahid
dc.subject.keywordPDRBid
dc.subject.keywordkemiskinanid
dc.subject.keywordpengangguranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record