Show simple item record

dc.contributor.advisorHakim, Dedi Budiman
dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.authorSihombing, Devina Marcia Rumanthy
dc.date.accessioned2018-01-08T06:33:24Z
dc.date.available2018-01-08T06:33:24Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88687
dc.description.abstractBelakangan ini terdapat fenomena ekonomi politik yang sangat mencolok di dunia. Dimana negara-negara di dunia berlomba-lomba melakukan integrasi ekonomi baik pada level bilateral, regional dan multilateral. Perekonomian dunia yang berkembang pesat, keterbatasan sumberdaya, serta minimnya faktor-faktor produksi menjadi penyebab munculnya integrasi ekonomi. Selain itu kecenderungan negara-negara maju untuk melakukan perjanjian bilateral dengan negara-negara berkembang juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya integrasi ekonomi antar negara ini. Disisi lain, saat ini negara-negara berkembang juga sedang mencoba untuk menyejajarkan diri dengan negara-negara lain yang lebih maju dengan menjalin kerjasama ekonomi dengan negara maju. Jepang merupakan salah satu negara maju yang gencar melakukan integrasi ekonomi dengan negara-negara berkembang. Integrasi ekonomi Jepang dengan negara-negara berkembang terutama dilakukan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam kerangka Japan Economic Partnership Agreement (JEPA). Negara-negara di Asia Tenggara yang telah menandatangani perjanjian bilateral dengan Jepang dalam kerangka JEPA tersebut yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia, dan Brunei Darussalam, yang disebut negara mitra JEPA. Pelaksanaan JEPA diharapkan dapat memberikan sinyal positif bagi kinerja perdagangan Jepang dan negara-negara mitra JEPA, khususnya ekspor negara mitra JEPA ke Jepang. Kenyataannya pertumbuhan ekpor Jepang ke negara mitra JEPA setelah perjanjian JEPA lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor negara mitra JEPA ke Jepang. Dampak positif perjanjian JEPA akan dirasakan oleh sektor yang komoditasnya diekspor langsung ke Jepang. Sektor perikanan adalah salah satu sektor yang komoditasnya menjadi unggulan ekspor negara-negara mitra JEPA ke Jepang. Negara mitra JEPA yang mengandalkan komoditas perikanan sebagai komoditas unggulan ekspor ke Jepang adalah Indonesia, Thailand, dan Filipina. Komoditas perikanan yang menjadi unggulan ekspor negara-negara mitra JEPA ke Jepang adalah tuna, udang, dan rumput laut. Namun, Tren ekspor perikanan terhadap GDP Indonesia, Thailand, dan Filipina tahun 2006-2015 menunjukkan tren yang menurun. Penurunan pangsa perdagangan terhadap GDP di duga karena ketatnya persaingan dengan negara-negara lain yang memiliki struktur ekspor yang mirip (Novianti, 2013). Oleh karena itu, dampak perjanjian JEPA terhadap tiga negara mitra JEPA ini menarik untuk dikaji, terutama terkait dengan daya saingnya pada komoditas unggulan ekspor perikanan ke Jepang. Analisis daya saing komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia, Thailand, dan Filipina di pasar Jepang dianalisis dengan menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA). Data yang digunakan adalah data time series nilai ekspor komoditas perikanan (tuna, udang, dan rumput laut) Indonesia, Thailand, dan Filipina ke Jepang selama 20 tahun dari 1996-2015. Berdasarkan analisis RCA, setelah diberlakukannya perjanjian JEPA daya saing komoditas tuna dan rumput laut negara mitra JEPA di pasar Jepang meningkat, atau dengan kata lain perjanjian JEPA mampu meningkatkan daya saing komoditas tuna dan rumput laut negara mitra JEPA di pasar Jepang. Namun, setelah diberlakukannya perjanjian JEPA daya saing komoditas udang Filipina di pasar Jepang terus melemah, atau dengan kata lain perjanjian JEPA tidak mampu meningkatkan daya saing komoditas udang Filipina di pasar Jepang. Sementara bagi Indonesia dan Thailand, setelah diberlakukannya perjanjian JEPA daya saing komoditas udang kedua negara meningkat, atau dengan kata lain perjanjian JEPA mampu meningkatkan daya saing komoditas udang Indonesia dan Thailand di pasar Jepang. Kinerja ekspor suatu negara ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh aspek tarif dan non tarif tetapi juga oleh banyak seperti tingkat GDP suatu negara, populasi, jarak ekonomi antar negara, dan variabel makro ekonomi lainnya. Selain itu, semakin hilangnya hambatan tarif sebagai konsekuensi dari liberalisasi perdagangan membuat fasilitas perdagangan seperti infrastruktur dan kelembagaan menjadi penting dalam perdagangan. Oleh karena itu penting untuk melihat pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap aliran perdagangan komoditas perikanan negara-negara mitra JEPA ke Jepang. Apabila kinerja aspek-aspek tersebut ditingkatkan akan mampu meningkatkan kinerja ekspor perikanan Indonesia, Thailand, dan Filipina di pasar Jepang. Analisis aliran perdagangan komoditas unggulan ekspor perikanan negara mitra JEPA ke Jepang dianalisis dengan menggunakan panel data dengan gravity model. Data yang digunakan adalah data time series dan cross section ekspor komoditas perikanan (tuna, udang, dan rumput laut) Indonesia, Thailand, dan Filipina ke Jepang selama 20 tahun dari tahun 1996- 2015. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan tuna negara mitra JEPA di pasar Jepang adalah GDP per kapita Jepang, GDP per kapita negara mitra JEPA, jarak ekonomi, harga eskpor, dan indeks transparansi kelembagaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan udang negara mitra JEPA di pasar Jepang adalah populasi Jepang, populasi negara mitra JEPA, indeks infrastruktur negara mitra JEPA, jarak ekonomi, dan indeks transparansi kelembagaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan rumput laut mitra JEPA di pasar Jepang adalah GDP negara mitra JEPA, indeks infrastruktur negara mitra JEPA, harga ekspor, populasi negara mitra JEPA, dan dummy perjanjian JEPA. Berdasarkan hasil estimasi pada komoditas tuna dan udang, Dummy JEPA tidak signifikan mempengaruhi aliran perdagangan kedua komoditas tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa perjanjian JEPA tidak memberikan dampak yang berarti bagi peningkatan volume ekspor komoditas tuna dan udang negara mitra JEPA di pasar Jepang. Sementara itu, hasil estimasi pada komoditas rumput laut menunjukkan bahwa dummy JEPA berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan komoditas rumput laut negara mitra JEPA di pasar Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa perjanjian JEPA antara negara mitra JEPA dengan Jepang justru berdampak pada penurunan volume ekspor komoditas rumput laut negara mitra JEPA di pasar Jepang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcFishery commoditiesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcAsia Tenggaraid
dc.titleDampak Japan Economic Partnership Agreement Terhadap Daya Saing dan Aliran Perdagangan Komoditas Perikanan di Kawasan Asia Tenggara.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIntegrasi Ekonomiid
dc.subject.keywordRevealed Comparative Advantage (RCA)id
dc.subject.keywordGravity Modelid
dc.subject.keywordData Panelid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record