Show simple item record

dc.contributor.advisorSadik, Kusman
dc.contributor.advisorNotodiputro, Khairil Anwar
dc.contributor.authorSalma, Admi
dc.date.accessioned2018-01-08T06:23:13Z
dc.date.available2018-01-08T06:23:13Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88666
dc.description.abstractPendugaan Area Kecil (Small Area Estimation, SAE) merupakan solusi untuk memperoleh dugaan dengan tingkat presisi yang memadai di area kecil dimana pendugaan langsung tidak menghasilkan dugaan yang akurat. Ada beberapa metode yang digunakan pada SAE, salah satunya adalah metode Prediksi Takbias Linier Terbaik Empirik (PTLTE). Metode PTLTE sangat dianjurkan untuk menduga parameter di area kecil dan mampu menghasilkan dugaan yang baik di bawah asumsi kenormalan, namun sangat sensitif terhadap pencilan, maka digunakan metode Prediksi Takbias Linier Terbaik Empirik yang dikekarkan. Prediksi Takbias Linier Terbaik Empirik Kekar (PTLTEK) digunakan untuk menurunkan bobot dari pengamatan yang berpengaruh dalam data saat menduga parameter model. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan keakuratan tiga metode yang digunakan untuk menduga pengeluaran per kapita kecamatan, metode tersebut adalah yaitu pendugaan langsung, PTLTE dan PTLTEK. Pendugaan langsung menghasilkan dugaan pengeluaran per kapita kecamatan hanya dengan memanfaatkan peubah respon. Sementara dalam model unit level SAE, metode PTLTE dan PTLTEK membutuhkan peubah respon dari SUSENAS dan peubah penyerta dari PODES. Dalam penelitian ini, unitnya adalah desa dan areanya adalah kecamatan. Peubah respon yang digunakan adalah pengeluaran per kapita pada level desa yang terpilih sebagai contoh SUSENAS dan peubah penyertanya adalah proporsi rumah tangga pengguna telepon dan proporsi rumah tangga yang tinggal di bantaran kali. Setelah diperoleh dugaan pengeluran per kapita kecamatan berdasarkan metode pendugaan langsung, PTLTE dan PTLTEK, selanjutnya hasil dugaan pengeluaran per kapita kecamatan tersebut diagregat untuk memperoleh rata-rata pengeluaran per kapita kabupaten/kota di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendugaan langsung menghasilkan dugaan dengan MSE yang jauh lebih besar dari dua metode lainnya. Selain itu, terdapat 100 kecamatan yang tidak dapat diduga MSEnya karena ukuran contohnya kecil . Sementara, hasil dugaan dengan metode PTLTE dan PTLTEK menghasilkan dugaan yang lebih akurat dari pendugaan langsung. MSE terendah dihasilkan oleh metode PTLTEK, hal ini menunjukkan bahwa metode tersebut dapat menangani pencilan di area kecil lebih baik dari pada metode PTLTE dan pendugaan langsung. Setelah diperoleh dugaan rata-rata pengeluaran per kapita kecamatan dilakukan agregasi ke level kabupaten/kota di Jawa Barat. Dari hasil agregasi tersebut diperoleh kecenderungan bahwa Kota Bogor dan Kota Depok memiliki pengeluaran yang lebih tinggi dari kota lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStatistical Applicationid
dc.subject.ddcStatistical modelsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleModel Pendugaan Area Kecil Kekar untuk Menduga Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Kabupaten/Kota di Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordModel unit levelid
dc.subject.keywordPencilanid
dc.subject.keywordPengeluaran per kapitaid
dc.subject.keywordPTLTEKid
dc.subject.keywordSAEid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record