Show simple item record

dc.contributor.advisorAchmadi, Suminar Setiati
dc.contributor.advisorHanif, Novroyandi
dc.contributor.authorAdiwarna
dc.date.accessioned2018-01-08T06:22:37Z
dc.date.available2018-01-08T06:22:37Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88663
dc.description.abstractSikejut besar adalah tumbuhan liar yang tersebar luas di wilayah Indonesia. Tumbuhan ini sering dimusnahkan karena dianggap sebagai gulma terhadap tanaman produktif. Padahal dibalik perannya sebagai gulma tumbuhan sikejut besar mempunyai potensi besar sebagai bahan baku obat. Di India, tumbuhan ini telah banyak digunakan sebagai obat herbal untuk berbagai macam penyakit seperti ekstrak etanol dan air dari akar kering mengandung zat antibisa ular kobra, daunya digunakan sebagai obat penyembuh luka. Ekstrak senyawa fenolat dari akar sikejut mempunyai aktivitas antiasma, pasta ekstrak etanol dari biji menunjukkan aktivitas antikanker. Ekstrak daun aktif sebagai antimikrob yang kuat terhadap Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. Selain itu ekstrak tersebut dapat berfungsi sebagai pencegah konstipasi, febrifus, pitta leukodermal, metropati, tukak lambung, disenteri, luka bakar, vaginopati, fistula stranguri, asma, cacar air, antispasmodik, emetik, deman, sensasi panas, wasir, jaundis, antioksidan seperti super oksigen dismutase (SOD), katalase, fenol oksidase, anti diabetes mellitus. Dari sekian banyak bioaktivitas daun sikejut besar belum ada penelitian mengenai aktivitas antimelanogenesis, padahal spesies ini mengandung senyawa mimosina yang berpotensi sebagai antimelanogenesis yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetika pemutih kulit. Sebanyak 200 g simplisia daun sikejut besar dimaserasi dengan 1200 mL metanol selama 72 jam, disaring, filtrat dipekatkan dengan penguap putar dan didapatkan ekstrak kasar 17.5 g. Keberadaan alkaloid dalam ekstrak kasar dikonfirmasi dengan reagen Mayer, Wagner, Dragendorff. Ekstrak kasar dimurnikan dengan menggunakan kromatografi cair vakum dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis preparatif menghasilkan fraksi 7.1 yang mengandung alkaloid L-mimosina. Fraksi tersebut dicirikan dengan metode spektroskopi ultraviolet, inframerah, resonansi magnet inti proton, dan kromatografi cair spektrometer massa tandem (KC-SM/SM). Puncak spektrum ultraviolet pada 204 dan 272 nm yang mengindikasikan 3-hidroksipiridon. Spektrum inframerah menunjukkan bahwa fraksi 7.1 mengandung mimosina berdasarkan 3 puncak pada 1655, 2850, dan 3300 cm-1. Data kunci spektrum 1HRMI menunjukkan bahwa fraksi 7.1 mengandung bagian 3-hidroksipiridon yang dibuktikan dengan sinyal bawah-medan pada 8.53 ppm, karena keto/iminium-enol/enamina tautomerik tajam pada 7.6-7.70 ppm, dan alkena dengan geometri Z (J = 5 Hz). Data KC-SM/SM membuktikan bahwa bobot molekul mimosina adalah 198.0641 yang konsisten dengan rumus molekul C8H10N2O4. Kepastian mimosina pada fraksi ini dibuktikan dengan analisis ion fragmen pada data spektrum massa. Fraksi 7.1 menunjukkan aktivitas antimelanogenesis yang sangat lemah pada hambatan 32 μg/mL, yaitu 33.90% dan viabilitas 66.10%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcChemistryid
dc.subject.ddcMelanogeneisid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePotensi Tumbuhan Sikejut Besar (Mimosa invisa Colla) Sebagai Antimelanogenesisid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantimelanogenesisid
dc.subject.keyword1HRMIid
dc.subject.keywordKC-SM/SMid
dc.subject.keywordmimosinaid
dc.subject.keywordM. invisa Collaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record