dc.description.abstract | Pengetahuan dan kemampuan organisasi petani akan lebih berkembang
dengan adanya sikap sikap orientasi kewirausahaan (McElwee 2005). Namun
yang menjadi kendala dalam meningkatkan orientasi kewirausahaan petani di
Indonesia salah satunya adalah lingkungan (Abimbola & Agboola 2011). Suatu
lingkungan dibentuk oleh faktor kebijakan pemerintah yang dapat menjadi faktor
pendukung maupun faktor penghambat bagi suatu usaha (McElwee & Bosworth
2010). Perbedaan kebijakan pemerintah terhadap suatu lingkungan mengakibatkan
perbedaan ketersediaan sumberdaya hingga berdampak pada pengambilan
keputusan serta tindakan petani dalam berwirausahatani. Seperti yang terjadi pada
petani persawahan irigasi dan tadah hujan, bahwa persawahan irigasi masih
menjadi fokus penting pemerintah, terbukti dengan program pembangunan
pertanian yang dikeluarkan lebih ditujukan pada pengembangan pertanian
persawahan irigasi. Hal ini diduga akan berpengaruh terhadap sikap keinovasian,
proaktif serta keberanian petani dalam mengambil resiko. Adanya program
pembangunan pertanian mengindikasikan keinovasian, proaktif serta keberanian
mengambil resiko petani terhambat.
Hal tersebut menjadi dasar dari penelitian orientasi kewirausahaan petani
pesawahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis orientasi
kewirausahaan petani persawahan irigasi dan tadah hujan, menganalisis pengaruh
kebijakan pemerintah pada lingkungan irigasi dan tadah hujan terhadap orientasi
kewirausahaan petani, serta melihat pengaruh orientasi kewirausahaan
berpengaruh terhadap perspektif kinerja usaha petani irigasi dan tadah hujan.
Sebanyak 200 responden, diambil dengan teknik purposive sampling. Kemudian
dianalisis dengan PLS-PM (Partial Least Square Path Modeling) melalui second
order construct type reflective first order, formative second order.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pemerintah berupa program
pembangunan pertanian pada wilayah persawahan masih sangat diperlukan dalam
meningkatkan orientasi kewirausahaan petani, utamanya dalam sikap
keinovatifannya. Terlihat bahwa orientasi kewirausahaan petani sawah irigasi
lebih tinggi dari segi keinovatifan, utamanya dalam hal inovasi teknologi. Hal ini
tidak terlepas dari dukungan pemerintah dalam menyediakan bantuan alat mesin
pertanian yang banyak ditujukan pada petani persawahan irigasi. Sedangkan
petani tadah hujan memiliki sikap proaktif dan keberanian mengambil resiko yang
lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh selama berusahatani petani sawah tadah hujan
dihadapkan pada resiko yang lebih tinggi, utamanya dalam hal ketersediaan
sumberdaya air. Kurangnya informasi pertanian yang berasal dari pemerintah
dalam membantu petani mengatasi permasalahan ini menjadikan petani tadah
hujan harus lebih aktif dalam mencari informasi. Orientasi kewirausahaan petani
pada kedua wilayah berdampak positif pada perspektif kinerja usahatani mereka
dimana pengaruh yang lebih tinggi terdapat pada petani persawahan tadah hujan. | id |