Show simple item record

dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.advisorHubeis, Vitayala S Aida
dc.contributor.advisorPuspitawati, Herien
dc.contributor.authorSaleh, Khaerul
dc.date.accessioned2018-01-08T06:08:15Z
dc.date.available2018-01-08T06:08:15Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88648
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk merancang strategi kemandirian perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo (PIREM) melalui pendekatan penguatan modal sosial. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah meliputi: (1) menganalisis penguatan modal sosial mikro dan modal sosial meso perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo serta faktor-faktor yang memengaruhinya, (2) menganalisis tingkat kapasitas perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo serta faktor-faktor yang memengaruhinya, (3) menganalisis tingkat kemandirian perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo dalam menjalankan aktivitas usaha dan faktor-faktor yang memengaruhinya, dan (4) merumuskan strategi peningkatan kapasitas dan kemandirian perempuan perdesaan pelaku usaha industri rumahan emping melinjo. Penelitian ini dirancang secara kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif dari hasil penelitian. Penelitian dilakukan di Provinsi Banten yang dibagi dalam tiga zona yaitu zona industri, zona pertanian dan zona pariwisata. Responden dipilih secara claster random sampling berdasarkan zona penelitian. Pengolahan data, penulisan hingga pelaporan dilaksanakan dari bulan Juli 2015 sampai Juli 2017. Pelaku industri rumahan emping melinjo sebanyak 6.857 orang (tersebar di tiga lokasi terpilih) dan ditetapkan sebagai populasi penelitian. Sampel diambil secara claster random sampling sebanyak 453 orang (154 orang di zona industri, 147 orang di zona pertanian, dan 152 orang di zona pariwisata). Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara dengan kuisioner yang teruji, FGD dengan panduan, indepth interview dan obersvasi. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait melalui studi literatur (desk study). Data-data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis secara statistik (deskriptif, korelasional, uji beda dan structure Equotion Model/SEM dengan alat bantu Lisrel 8.72). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur umur pelaku industri rumahan emping melinjo 56.5 persen berada pada kelompok dewasa (36-50 tahun), dengan tingkat pendidikan 80.8 persen tamatan Sekolah Dasar, pengalaman usaha 31.3 persen (7-11 tahun). Motivasi perempuan dalam berusaha, pada zona industri memiliki motivasi lebih tinggi, dibanding dengan zona pertanian dan zona pariwisata. Kegiatan industri rumahan emping melinjo umumnya dilakukan menyatu dengan rumah tinggal baik di ruang dapur maupun di selasar rumah, selain itu ada yang menjalankan kegiatan produksi di luar rumah dan tempat khusus. Tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumahan emping melinjo antara 3-6 orang, informasi terkait industri rumahan umumnya 49.0 persen berasal dari teman, terutama terjadi pada zona pariwisata, dan zona industri, sedangkan pada zona pertanian informasi lebih diperoleh dari kolega atau pelanggan. Modal sosial mikro berada pada kategori sedang dan dipengaruhi terutama oleh aspek kerjasama dalam keluarga, kewajiban, kepercayaan dan tindakan proaktif. Sedangkan modal sosial meso lebih di dominasi oleh aspek v kepercayaan komunitas, tindakan proaktif dan norma sosial. Keberadaan modal sosial mikro pada zona industri lebih tinggi dibanding dengan zona pertanian dan zona pariwisata, sedangkan pada modal sosial meso zona pertanian keberadaanya lebih tinggi dibanding dengan zona pariwisata dan industri, Modal sosial mikro ditentukan oleh karakteristik individu (74.0%), modal sosial meso (3.6%), dan karakteristik keluarga (8.4%), karakteristik keluarga berpengaruh negatif terhadap penguatan modal sosial mikro, sedangkan modal sosial meso dipengaruhi oleh kegiatan penyuluhan (3.0%) dan dukungan lingkungan (60.8%), terutama aspek infrastruktuktur, lingkungan sosial ekonomi dan dukungan lingkungan keluarga. Kapasitas perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo di tiga zona berada pada kategori sedang, aspek dominan yang menyusun kapasitas adalah aspek pemecahan masalah, daya adaptasi, pemanfaatan sumber produksi dan perencanaan usaha. Tingkat kapasitas perempuan perdesaan pelaku industri rumahan ditentukan oleh keberadaan modal sosial mikro (16.0%) melalui aspek kerjasama dalam keluarga, kewajiban, kepercayaan dalam keluarga, dan tindakan proaktif, dan modal sosial meso (2.6%), melalui aspek kepercayaan komunitas, tindakan proaktif, dan norma sosial. Tingkat kemandirian perempuan perdesaan pelaku industri rumahan berada pada kategori sedang, baik dilihat dari pengambil keputusan, kerjasama dengan pihak luar, kedinamisan usaha, akses terhadap permodalan, dan sumber modal, namun sebagian besar (80.8%) tergantung pada lingkungan dan kurang mampu memanfaatkan kerjasama dengan pihak luar secara baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor karakteristik individu, faktor kegiatan penyuluhan, faktor dukungan lingkungan, faktor modal sosial mikro, faktor modal sosial meso, dan tingkat kapasitas dengan tingkat kemandirian perempuan perdesaan PIREM. Faktor karakteristik responden (personal) dan karakteristik keluarga lebih berkorelasi dengan penguatan modal sosial mikro, sedangkan faktor kegiatan penyuluhan dan dukungan lingkungan lebih berkorelasi dengan modal sosial meso di banding dengan modal sosial mikro. Analisis SEM menghasilkan empat rumusan strategi peningkatan kemandirian perempuan yaitu meningkatkan modal sosial meso melalui: (1) pendekatan eksternal, dengan meningkatkan intensitas kegiatan penyuluhan dan dukungan lingkungan keluarga dan pengembangan peran dan fungsi kelembagaan ekonomi, (2) modal sosial mikro dapat ditingkatkan melalui pendekatan internal yakni dengan meningkatkan partisipasi keluarga melalui perubahan perilaku inward looking ke outward looking, dan penguatan modal sosial meso, (3) peningkatan kapasitas perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo melalui pemanfaatan secara optimal peluang usaha yang ada dengan meningkatkan peran keluarga, dukungan lingkungan dan dukungan kelembagaan, dan (4) kemandirian perempuan perdesaan, dapat ditingkatkan melalui penguatan modal sosial meso, penguatan modal sosial mikro dan kapasitas personal terutama perilaku inward looking ke outward looking, rendahnya kemandirian perempuan perdesaan menimbulkan sikap ketidak percayaan (distrust) dan berimplikasi pada saling curiga, dan saling menang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcDevelopment extensionid
dc.subject.ddcSocial capitalid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKemandirian perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo melalui penguatan modal sosial di Provinsi Bantenid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordEmping melinjoid
dc.subject.keywordindustri rumahanid
dc.subject.keywordkapasitasid
dc.subject.keywordkemandirianid
dc.subject.keywordmodal sosialid
dc.subject.keywordperempuan perdesaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record