dc.description.abstract | Wujud dari otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas bagi
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola urusan pemerintahan serta
menggali sumber PAD baik melalui pajak daerah maupun retribusi daerah. Salah
satu pajak daerah adalah pajak restoran yang merupakan sumber penerimaan
potensial yang perlu dikembangkan seiring dengan perkembangan restoran di Kota
Bogor. Permasalahannya masih terdapat beberapa restoran yang belum menjadi
wajib pajak sehingga masih terdapat potensi penerimaan pajak restoran. Hal ini
menyebabkan adanya kesalahan dalam menetapkan target pajak restoran.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pajak restoran, mengkaji
kinerja pajak restoran, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
pajak restoran dan menyusun strategi optimalisasi penerimaan pajak restoran di
Kota Bogor. Data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari survei dan wawancara terhadap pihak pemerintah daerah dan
pihak restoran. Pemilihan responden pemerintah daerah dilakukan secara sengaja
dan kepada pihak restoran secara acak bertingkat pada restoran yang telah wajib
pajak dan bukan wajib pajak di Kota Bogor. Data sekunder berasal dari pemerintah
daerah khususnya Bapenda, BPS dan beberapa literatur. Metode analisis yang
digunakan yaitu estimasi potensi pajak restoran, rasio efektifitas, rasio pertumbuhan,
rasio kontribusi, analisis ECM serta analisis matriks IFAS, EFAS, IE, analisis
SWOT dan analisis QSPM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemkot Bogor mempunyai potensi pajak
restoran pada tahun 2016 sebesar 122 milyar rupiah, kinerja penerimaan pajak
restoran di Kota Bogor selama tahun 2005-2016 menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat efektivitas pajak restoran melebihi target pajak restoran, rata-rata laju
pertumbuhan masih perlu ditingkatkan jika dibandingkan dengan pajak lain pada
sektor pariwisata. Rata-rata kontribusi pajak restoran terhadap pajak daerah dan
PAD paling besar jika dibandingkan dengan pajak lain pada sektor pariwisata. Hasil
estimasi menunjukkan bahwa penerimaan pajak restoran dipengaruhi oleh variabel
pertumbuhan ekonomi, jumlah wisatawan dan jumlah restoran sedangkan variabel
inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada model jangka panjang. Pada
model jangka pendek penerimaan pajak restoran hanya dipengaruhi oleh jumlah
wisatawan. Perumusan strategi yang dihasilkan dari analisa adalah meningkatkan
manajemen pengelolaan pajak restoran dalam rangka pelayanan prima dan
transparansi, menambah kualitas dan kuantitas SDM yang ditunjang penambahan
sarana prasarana memadai, meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan secara berkala
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta meningkatkan promosi wisata
kuliner Kota Bogor untuk menarik minat wisatawan | id |