dc.description.abstract | Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang terletak di bagian timur
wilayah Provinsi Jawa Barat dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu
gerbang Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan
dengan potensi dan karakteristik antar kecamatan yang beragam, sehingga
berdampak terhadap pembangunan ekonomi antar kecamatan yang diproksi oleh
pertumbuhan ekonomi, pendapatan (PDRB) per kapita, dan perkembangan
kecamatan yang beragam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya disparitas
pembangunan antar kecamatan di Kabupaten Cirebon.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pola pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Cirebon; (2) Mengukur
tingkat disparitas pembangunan ekonomi antar kecamatan di kabupaten Cirebon;
(3) Menganalisis faktor-faktor penyebab disparitas pembangunan ekonomi antar
kecamatan di Kabupaten Cirebon; dan (4) Menetapkan prioritas strategi alokasi
anggaran untuk penurunan disparitas pembangunan ekonomi antar kecamatan di
Kabupaten Cirebon.
Metode untuk menganalisis pola pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
kecamatan menggunakan Tipologi Klassen dan Analisis Entropi berdasarkan data
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tiap kecamatan. Untuk mengukur
tingkat disparitas antar kecamatan digunakan Indeks Williamson dan Indeks Theil
berdasarkan data PDRB dan jumlah penduduk. Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi disparitas antar kecamatan digunakan analisis regresi berganda.
Untuk mengetahui persepsi pemerintah daerah dan stakeholder pembangunan
terhadap prioritas strategi alokasi anggaran untuk penurunan disparitas antar
kecamatan di Kabupaten Cirebon menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA).
Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa kecamatan yang ada di
Kabupaten Cirebon diklasifikasikan menjadi empat yaitu: kecamatan maju dan
cepat tumbuh, kecamatan maju tetapi tertekan, kecamatan berkembang cepat, dan
kecamatan yang relatif tertinggal. Hasil analisis Entropi menunjukkan bahwa
selama periode tahun 2010 sampai dengan 2015 pada tingkat kecamatan rata-rata
memiliki nilai yang relatif tetap, sedangkan pada tingkat kabupaten nilai Indeks
Entropi cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,851 berturut-turut
naik menjadi sebesar 0,854 pada tahun 2011, tahun 2012 sebesar 0.858, tahun
2013 sebesar 0,859, tahun 2014 sebesar 0,862, dan tahun 2015 sebesar 0,863.
Begitu pun nilai entropi total pada tingkat kecamatan rata-rata relatif tetap,
sedangkan pada tingkat kabupaten terjadi peningkatan nilai entropi total yaitu
pada tahun 2010 sebesar 5,547 menjadi sebesar 5,570 pada tahun 2011, dan
berturut-turut meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 5,596, tahun 2013
sebesar 5,603, tahun 2014 sebesar 5,620, dan tahun 2015 sebesar 5,631.
Hasil analisis Indeks Williamson menunjukkan bahwa dalam kurun waktu
tahun 2010 sampai dengan 2015, tingkat disparitas pembangunan ekonomi antar
kecamatan di Kabupaten Cirebon adalah fluktuatif dan cenderung akan
meningkat. Hasil analisis Indeks Theil menunjukkan bahwa dekomposisi sumber
utama disparitas di Kabupaten Cirebon disebabkan oleh disparitas antar
kecamatan dalam wilayah (within region) yang mencapai 83,98 persen pada tahun
2015. Sementara dekomposisi sumber disparitas antar wilayah (beetwin region) di
Kabupaten Cirebon hanya sebesar 16,02 persen pada tahun 2015.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan terdapat dua variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap penurunan disparitas pembangunan ekonomi
yaitu pendapatan (PDRB) per kapita dan perkembangan kecamatan. Sementara
pertumbuhan ekonomi secara statistik tidak signifikan berpengaruh terhadap
penurunan disparitas.
Hasil analisis AHP menunjukkan persepsi seluruh steakholder
pembangunan di Kabupaten Cirebon berdasarkan tiga faktori yang berpengaruh
dalam penentuan indikator pembangunan ekonomi mendapatkan prioritas: (1)
Pendapatan (PDRB) per kapita dengan skor 0,494; (2) Perkembangan kecamatan
dengan skor 0,381; (3) Pertumbuhan ekonomi dengan skor 0,124. Alternatif
strategi alokasi anggaran yang diprioritaskan untuk penurunan disparitas
pembangunan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Cirebon berdasarkan
manfaat, yaitu: (1) Peningkatan prasarana dan sarana dengan skor 0,441; (2)
Peningkatan kualitas SDM dengan skor 0,129; (3) Pelatihan keterampilan, kursus
dan bimtek bagi masyarakat dengan skor 0,082; (4) Peningkatan IPTEK (kaji
terap/demplot) dengan skor 0,080; (5) Penguatan kapasitas kelompok dan
permodalan dengan skor 0,074; (6) Peningkatan produktivitas tenaga kerja dengan
skor 0,070; (7) Pemberdayaan UMKM dan UEP dengan skor 0,069; (8)
Peningkatan ketahanan pangan dengan skor 0,055. | id |