dc.description.abstract | Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang berperan penting
terhadap perekonomian di Indonesia. Peningkatan perekonomian tersebut dapat
berupa peningkatan keuntungan yang diperoleh petani pada usahatani kakao
secara polikultur. Efisiensi merupakan aspek yang penting karena dapat dijadikan
sebagai alat ukur untuk pemilihan penarikan keputusan produksi terhadap alternatif
yang tersedia. Penarikan keputusan produksi perlu dipertimbangkan agar input-input
produksi dapat dialokasikan dengan sesuai. Salah satu bentuk efisiensi yang perlu
diperhatikan di tingkat usahatani yaitu efisiensi teknis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji keragaan usahatani dan
penggunaan input produksi kakao polikultur, menganalisis efisiensi teknis
usahatani kakao polikultur dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi teknis usahatani kakao polikultur. Pengolahan dan analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu Data Envelopment
Analysis (DEA) dan Regrsi Tobit.
Kegiatan usahatani kakao di lokasi penelitian dilakukan secara polikultur
dengan menanam 2 jenis komoditas dan 3 jenis komoditas dalam satu lahan.
Berdasarkan hasil perhitungan DEA, polikultur 2 komoditas lebih efisien secara
teknis dengan rata-rata nilai efisiensi teknis relatifnya sebesar 0.5720. Maka, petani
yang melakukan usahatani kakao dengan polikultur 2 komoditas akan memperoleh
keuntungan yang lebih tinggi.
Pengukuran efisiensi teknis usahatani kakao secara polikultur dalam penelitian
ini menggunakan variabel input yang terdiri atas pupuk N, pupuk P, pupuk K,
pestisida dan tenaga kerja. Sedangkan, variabel output yang digunakan adalah
keuntungan total usahatani. Upaya peningkatan efisiensi dalam usahatani dapat
dilakukan dengan cara menggunakan input-input produksi sesuai dengan komposisi
yang dianjurkan. Pada musim tanam tahun 2015, rata-rata petani belum menggunakan
input sesuai dengan penggunaan input yang dianjurkan, khususnya penggunan pupuk.
Penggunaan pupuk N dan pupuk P memiliki nilai input slack terbesar apabila
dibandingkan dengan input-input produksi lainnya. Petani polikultur 2 komoditas
dapat mengurangi penggunaan pupuk N sebesar 45.19 kg/ha dan pupuk P sebesar
26.03 kg/ha. Sedangkan, petani polikultur 3 komoditas dapat mengurangi penggunaan
pupuk N sebesar 13.13 kg/ha dan pupuk P sebesar 6.35 kg/ha agar usahatani kakao
polikultur yang dilakukan dapat efisien secara teknis.
Peningkatan efisiensi teknis dalam suatu usahatani salah satunya sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi dari petani. Faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kakao pada pola tanam polikultur yaitu
Dummy pola tanam polikultur, pengalaman usahatani dan usia petani. Sedangkan
variabel jumlah tanggungan keluarga, pendidikan formal dan luas lahan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi teknis usahatani kakao
polikultur. | id |