Status Gizi Ibu Sebagai Faktor Risiko Panjang Bayi Lahir Rendah serta Dampaknya terhadap Pertumbuhan Linier dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Tiga Tahun.
View/ Open
Date
2017Author
Pusparini
Hardinsyah
Briawan, Dodik
Ernawati, Fitrah
Metadata
Show full item recordAbstract
Gangguan pertumbuhan linier atau tinggi badan tidak mencapai standar, merupakan salah satu masalah gizi yang banyak ditemukan di negara berkembang, yang terjadi karena defisiensi asupan zat gizi dan penyakit. Stunting merupakan salah satu bentuk gangguan pertumbuhan linier yang didefinisikan sebagai panjang atau tinggi badan dengan nilai Z-skor kurang dari minus dua standar deviasi. Hasil Riskesdas 2013, didapatkan 20.2% bayi yang dilahirkan tergolong pendek atau panjang badan < 48 cm. Angka ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 24-35 bulan yaitu sebesar 42.0%. Secara keseluruhan prevalensi balita adalah sebesar 37.2%. Anak yang dilahirkan stunting memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, stunting dapat meningkatnya angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) terutama akibat penyakit infeksi sehingga proses pertumbuhan anak mengalami gangguan. Sedangkan akibat jangka panjang stunting adalah dapat menurunkan tingkat kecerdasan dan produktivitas, mengakibatkan pendapatan lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak stunting. Selain itu, pada masa dewasa, anak stunting memiliki risiko menderita kegemukan dan komplikasi metabolik lainnya, sehingga lebih berisiko menderita penyakit degeneratif.
Beberapa penelitian memberikan bukti pengaruh status gizi makro ibu hamil terhadap hambatan pertumbuhan janin dengan indikator berat badan lahir rendah (BBLR). Namun demikian bagaimana pengaruh kekurangan zat gizi pada ibu hamil baik makro dan mikro yang terjadi secara bersamaan terhadap pertumbuhan linier janin dengan indikator panjang badan bayi yang dilahirkan serta dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan linier dan perkembangan kognitif anak usia tiga tahun secara longitudinal belum banyak diteliti.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: (1) menganalisis status gizi makro dan mikro ibu hamil sebagai faktor risiko terjadinya panjang bayi lahir rendah; (2) menganalisis pengaruh panjang bayi lahir rendah terhadap pola pertumbuhan linier anak usia 3 tahun; (3) menganalisis pengaruh gangguan pertumbuhan linier terhadap perkembangan kognitif anak usia 3 tahun.
Analisis faktor risiko panjang bayi lahir rendah menunjukkan bahwa 41.3% ditentukan oleh status gizi ibu hamil dengan faktor risiko utama adalah defisiensi vitamin A (retinol serum < 20 μg/dl) pada trimester kedua dengan OR = 11.12 (95% CI= 2.034-60.840) dan indeks massa tubuh (IMT) < 18.5 kg/m2 pada awal kehamilan, dengan nilai OR= 8.84 (95% CI= 1.586-49.268).
Gangguan pertumbuhan linier saat lahir, usia 6 bulan dan 1 tahun berpengaruh terhadap pertumbuhan linier anak usia 3 tahun. Anak dengan panjang lahir rendah sulit untuk memiliki panjang normal sebaliknya anak dengan panjang badan lahir normal memiliki peluang besar mengalami gangguan pertumbuhan linier pada usia
3 tahun. Faktor risiko gangguan pertumbuhan linier anak usia 3 tahun adalah adanya gangguan pertumbuhan linier pada usia 1 tahun (OR = 10.51; 95% CI= 3.527-31.325), morbiditas pada satu bulan terakhir (OR = 2.52; 95% CI= 1.033-6.159), dan kekurangan zat gizi mikro terutama seng dan vitamin A.
Analisis faktor risiko perkembangan kognitif anak usia 3 tahun menunjukkan bahwa 37.6% perkembangan kognitif anak usia 3 tahun ditentukan dari pertambahan tinggi badan anak usia 0-3 tahun, status anemi ibu hamil trimester tiga, anak pernah menderita Tuberkulosis (TB) paru dan pola asuh psikososial, dengan faktor risiko utama adalah pola asuh psikososial (OR = 10.51; 95% CI= 2.693-41.008), status gizi ibu hamil trimester tiga (OR = 5.06; 95% CI= 1.663-15.387) dan pertambahan tinggi badan anak usia 0-3 tahun (OR = 3.45; 95% CI= 1.158-10.258).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil baik makro maupun mikro merupakan faktor risiko panjang bayi lahir rendah. Gangguan pertumbuhan linier anak usia 0-3 tahun, morbiditas, kekurangan zat gizi mikro dan pola asuh psikososial berpengaruh terhadap pertumbuhan linear dan perkembangan kognitif anak usia 3 tahun. Hal ini menunjukkan pentingnya status gizi yang baik sebelum dan selama kehamilan untuk mencegah panjang lahir rendah. Pemantaun status gizi makro anak melalui pengukuran panjang atau tinggi badan, peningkatan status gizi mikro anak untuk mencegah tingginya angka kesakitan dan pola asuh psikososial yang baik perlu dilakukan untuk mencegah gangguan pertumbuhan linier dan perkembangan kognitif anak usia 3 tahun.
Collections
- DT - Human Ecology [564]