Show simple item record

dc.contributor.advisorSajuthi, Dondin
dc.contributor.advisorAgil, Muhammad
dc.contributor.advisorArifiantini, R Iis
dc.contributor.advisorWinarto, Adi
dc.contributor.authorLisanti, Elsa
dc.date.accessioned2017-12-14T01:38:54Z
dc.date.available2017-12-14T01:38:54Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88513
dc.description.abstractKeluarga Berencana (KB) pertama kali ditetapkan sebagai program pemerintah pada tanggal 29 Juni 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), namun hasilnya belum optimal. Dalam pelaksanaannya prevalensi KB di Indonesia adalah75.8%. Akseptor KB wanita sebanyak 74.2% dan pria 1.6%. Rendahnya partisipasi pria dalam program KB dikarenakan terbatasnya kontrasepsi pria yang dapat digunakan. Tanaman merupakan salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencarian obat baru, antara lain tanaman obat. Beberapa produk tanaman dapat menghambat fertilitas pria dan wanita dan dapat dikembangkan menjadi alat kontrasepsi. Mimba merupakan salah satu tanaman yang dapat dapat dijadikan sebagai kandidat obat alami untuk kontrasepsi pria. Namun demikian, masih diperlukan serangkaian penelitian untuk memastikan bahwa mimba memiliki efek antispermatogenesis pada jantan. Diantaranya adalah komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba, pengaruhnya terhadap kualitas spermatozoa dan histologi testis mencit. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi 1) kandungan dan jumlah komponen kimia ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimb, 2) kualitas semen (makroskopis: konsistensi, warna dan pH semen) dan (mikroskopis: motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi, spermatozoa), 3) perkembangan spermatogenik testis mencit pasca dan penghentian perlakuan, dan 4) dosis terbaik dari ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba untuk antifertilitas. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan empat kali ulangan, menggunakan sampel 36 ekor mencit jantan strain DDY yang berumur 12-14 minggu, dengan berat badan 25-30 g. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak dengan membagi 36 ekor mencit menjadi sembilan kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 ekor mencit. Kelompok I sebagai kontrol (K1-1) tanpa perlakuan, kelompok II dan III (b1-1 dan b2-1) adalah perlakuan ekstrak air biji mimba dengan dosis 0.25 dan 0.50 mg/kg bb selama 36 hari. Kelompok IV dan V (d1-1 dan d2-1) adalah perlakuan ekstrak air daun mimba dengan dosis 0.25 dan 0.50 mg/kg bb selama 36 hari. Kelompok VI dan VII (B1-2 dan B2-2 adalah perlakuan ekstrak air biji mimba dengan dosis 0.25 dan 0.50 mg/kg bb) selama 36 hari, dilanjutkan 36 hari tanpa perlakuan untuk dilihat reversibilitasnya, kelompok VIII dan IX (D1-2 dan D2-2) adalah perlakuan ekstrak air daun mimba dengan dosis 0.25 dan 0,50 mg/kg bb selama 36 hari dan disampling pada hari ke 72, 36 hari pasca perlakuan terakhir. Berdasarkan hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba mengandung senyawa antara lain: saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan glikosida. Hasil uji tiga bahan aktif dalam ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menunjukkan bahwa kandungan flavonoid sebagai kuersetin, tanin dan saponin pada daun lebih tinggi daripada biji mimba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas spermatozoa (motilitas, viabilitas, konsentrasi, dan morfologi) pasca pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba. Penurunan juga masih terjadi pasca 36 hari penghentian perlakuan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menurunkan proses spermatogenesis (jumlah spermatogonia, spermatosit dan spermatid). Pengaruh yang ditimbulkan pasca pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba terhadap kerusakan histologi testis, lebih dari satu siklus proses spermatogenesis yaitu 36 hari. Dosis perlakuan ekstrak air daun mimba 0.25 dan 0.50 mg/kg bb menghasilkan nilai penurunan kualitas spermatozoa dan kerusakan testis yang signifikan (p<0.05). Pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menyebabkan terjadinya penurunan fungsi testis dan mengganggu tahap perkembangan spermatogenesis, yaitu pada tahap spermatid. Masa pemulihan selama 36 hari pasca pemberian ekstrak selama 36 hari, belum cukup untuk mengembalikan kondisi fisiologis reproduksi mencit seperti semula. Hal ini menjelaskan bahwa ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menyebabkan terjadinya penurunan fungsi testis yang bersifat ireversibel sampai 36 hari setelah penghentian pemberian ekstrak. Oleh karena itu perlu penambahan hari pengamatan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan ekstrak, berlanjut atau dapat pulih kembali dan pengujian fertilitas spermatozoa mencit pasca pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba secara in vitro dan in vivo.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcReproduction Biologyid
dc.subject.ddcMiceid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus albinus) Jantan Pasca Pemberian Ekstrak Air Biji dan Ekstrak Air Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss).id
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAirid
dc.subject.keywordbijiid
dc.subject.keyworddaunid
dc.subject.keywordmencitid
dc.subject.keywordmimbaid
dc.subject.keywordspermatozoaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record