dc.description.abstract | Ekosistem DAS yang baik memberikan banyak manfaat jasa lingkungan
terhadap manusia dan makhluk hidup di sekitarnya. Sebaliknya, jika ekosistem di
dalam DAS sudah mulai rusak, maka mengakibatkan banyak permasalahan
seperti: banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi, dan sebagainya. Sub DAS Cicatih
merupakan salah satu bagian dari DAS Cimandiri yang tergolong kondisinya
masih baik. Namun demikian, jika perencanaan pengelolaan lahannya tidak baik,
maka akan menyebabkan degradasi lingkungan DAS tersebut. Pengelolaan Sub
DAS Cicatih perlu dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik hidrologinya,
sehingga kondisi ekosistem DAS dapat diketahui. Karakteristik hidrologi dari
suatu DAS dapat dianalisis dengan menggunakan model hidrologi, salah satunya
adalah Soil dan Water Assessment Tool (SWAT).
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji perubahan penggunaan lahan
Sub DAS Cicatih, 2) mengkaji kondisi Sub DAS Cicatih berdasarkan karakteristik
hidrologinya akibat pengaruh perubahan penggunaan lahan, dan 3) mengkaji
karakteristik hidrologi Sub DAS Cicatih dari beberapa skenario penggunaan lahan
dan teknik konservasi tanah dan air (KTA).
Analisis karakteristik hidrologi sebagai dasar menentukan skenario yang
paling effektif antara lain: rekapitulasi aliran langsung (direct runoff), rekapitulasi
aliran lateral+aliran dasar, koefisien aliran tahunan (KAT), koefisien regim aliran
(KRA), dan jumlah sub DAS yang bermasalah pada setiap skenario.
Hasil kalibrasi model menunjukkan nilai NSE 0.69 (kategori baik) dan nilai
R2 0.84. Validasi model menghasilkan nilai NSE 0.73 (kategori baik) dan R2 0.87.
Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi, Model SWAT dapat digunakan untuk
menganalisis karakteristik hidrologi di Sub DAS Cicatih.
Pada periode 2009-2014 perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Cicatih
sangat nyata, terutama penggunaan lahan pertanian lahan kering, permukiman,
dan perkebunan cukup tinggi peningkatannya masing-masing sebesar 77.26%,
51.39%, dan 49.75%. Sebaliknya, penggunaan lahan yang banyak mengalami
penurunan luasan antara lain: semak belukar, pertanian lahan kering campur, dan
sawah masing-masing sebesar 96.78%, 78.74%, dan 74.50%.
Perubahan penggunaan lahan membawa pengaruh terhadap penurunan
kondisi hidrologi Sub DAS Cicatih. Nilai KRA pada periode 2009-2014
mengalami kenaikan kategori dari semula sedang (S) menjadi sangat tinggi (ST).
Selain itu, nilai KAT juga menunjukkan kenaikan kategori dari semula sedang (S)
menjadi tinggi (T).
Semua penerapan skenario dapat menurunkan aliran permukaan,
menurunkan debit maksimum, dan meningkatkan debit minimum. Namun
demikian, untuk meningkatkan fungsi hidrologis DAS secara optimal, maka yang
paling effektif adalah kombinasi dari penerapan semua skenario tersebut. | id |