Evaluasi Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dari Beberapa Umur Petik Berdasarkan Jumlah Satuan Panas
View/ Open
Date
2017Author
Khaerunnisa
Widodo, Winarso Drajad
Suketi, Ketty
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingkat kematangan saat panen berpengaruh terhadap umur simpan dan kualitas
pascapanen buah pisang Raja Bulu. Tingkat kematangan panen umumnya ditentukan
berdasarkan jumlah hari sejak antesis sampai panen. Namun penggunaan kriteria
tersebut dapat menghasilkan keragaman tingkat kematangan buah pada tempat yang
berbeda ketinggian karena adanya perbedaan suhu. Oleh karena itu diperlukan metode
penentuan tingkat kematangan panen yang lebih tepat dan akurat, salah satunya adalah
metode jumlah satuan panas yang menghubungkan antara suhu dan laju perkembangan
tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kematangan pascapanen buah
pisang Raja Bulu dan menentukan saat panen terbaik untuk penanganan pascapanen
berdasarkan jumlah satuan panas.
Percobaan dilakukan di kebun petani pisang Raja Bulu di Desa Bangunsari,
Patebon, Kendal Jawa Tengah (± 10 m dpl) dan Laboratorium Pascapanen Departemen
Agronomi dan Hortikultura IPB, Bogor pada bulan Maret - September 2015 dan Januari
– Juni 2016. Buah yang digunakan untuk pengamatan laju pertumbuhan (panjang,
lingkar, proporsi bobot daging buah terhadap bobot total buah) sebanyak 1 jari dan
berada di bagian tengah dari sisir kedua. Buah yang digunakan untuk pengamatan
pascapanen berasal dari sisir kedua dan ketiga untuk setiap tandan (satu satuan
percobaan). Percobaan dilakukan dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
faktor tunggal. Perlakuan jumlah satuan panas terdiri atas 5 taraf : 1 300, 1 400, 1 500, 1
600, dan 1 700 °C hari. Panen pertama terdiri atas 10 ulangan sehingga terdapat 50
satuan percobaan dan panen kedua terdiri atas 6 ulangan sehingga terdapat 30 satuan
percobaan. Jumlah satuan panas diukur dengan mengakumulasikan selisih suhu rata-rata
harian dengan suhu dasar (10°C) sejak antesis sampai panen. Data dianalisis
menggunakan analisis ragam pada taraf nyata 5% dan diuji lanjut menggunakan Duncan
Multiple Range Test
Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah satuan panas antara 1 300 °C hari
sampai 1 700 °C hari dicapai setelah buah berumur 69 sampai 90 hari setelah antesis.
Ukuran buah saat panen meningkat seiring bertambahnya jumlah satuan panas. Saat
mencapai skala warna 6 umur simpan buah berkisar antara 6 - 14 hari setelah panen
(HSP) dengan susut bobot antara 8 - 23%, kelunakan daging buah 0.48 - 0.53
mm/g/detik, bagian buah dapat dimakan 66 - 70%, kandungan padatan terlarut total
(PTT) sebesar 30 - 32 °Brix, asam tertitrasi total (ATT) 0.21 - 0.22%, dan vitamin C
antara 14-17 mg/100 g. Saat mencapai tingkat kematangan pascapanen yang sama
jumlah satuan panas berpengaruh nyata terhadap umur simpan, laju respirasi buah, dan
kualitas fisik buah (susut bobot dan kelunakan daging buah), tetapi tidak berpengaruh
terhadap kualitas kimia buah (PTT, ATT, vitamin C). Jumlah satuan panas 1 300 °C
hari sampai 1 500 °C hari dapat dijadikan sebagai acuan umur panen yang tepat untuk
penanganan pascapanen pisang Raja Bulu.
Collections
- MT - Agriculture [3698]