Identifikasi Potensi Bahaya Subsidence di Kesatuan Hidrologi Gambut Sungai Jangkang – Sungai Liong Pulau Bengkalis
View/ Open
Date
2017Author
Edi, Harisman
Barus, Baba
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah yang
memiliki lahan gambut di Provinsi Riau. Di Pulau Bengkalis terdapat Kesatuan
Hidrologi Gambut (KHG) Pulau Bengkalis yang salah satunya KHG Sungai
Jangkang - Sungai Liong. Penurunan muka tanah (subsidence) merupakan
permasalahan penting pada pemanfaatan lahan gambut yang harus menjadi
perhatian. Semakin lama lahan gambut dibuka dan ditanami, maka subsidence yang
terjadi akan semakin tinggi. Apabila penurunan muka tanah yang terjadi tidak
terkontrol, akan menyebabkan terjadinya genangan dan penurunan kualitas lahan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) membuat peta titik subsidence di KHG
Sungai Jangkang – Sungai Liong Pulau Bengkalis, (2) mengidentifikasi faktor
penyebab dan model subsidence di KHG Sungai Jangkang – Sungai Liong Pulau
Bengkalis, (3) membuat peta model subsidence di KHG Sungai Jangkang – Sungai
Liong Pulau Bengkalis, (4) memprediksi potensi bahaya subsidence di KHG Sungai
Jangkang – Sungai Liong Pulau Bengkalis. Penelitian ini menggunakan data primer
dan data skunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan survei lapangan sebanyak
81 titik pengamatan terhadap beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
subsidence yang terdiri dari tinggi muka air tanah, tinggi muka air di saluran
drainase, jarak dari saluran drainase, penggunaan lahan, umur tanaman, kedalaman
gambut, bobot isi dan kadar serat. Data skunder menggunakan data yang diperoleh
dari berbagai instansi yang terkait.
Metode analisis data yang digunakan adalah (1) memetakan titik-titik
subsidence berdasarkan titik pengamatan lapangan, (2) Identifikasi faktor penyebab
dan model subsidence berdasarkan data pengamatan lapangan yang dianalisis
dengan regresi linear berganda metode stepwise, (3) Memetakan model total
subsidence aktual berdasarkan persamaan model, (4) memprediksi potensi bahaya
subsidence ke depan berdasarkan dari peta laju subsidence yang disederhanakan
dari peta model total subsidence aktual dibagi dengan umur rata-rata tanaman pada
kelas subsidence 0-50 cm, 50-100 cm dan lebih dari 100 cm kemudian
diintegrasikan dengan peta kedalaman gambut dan peta elevasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan muka tanah telah terjadi di
KHG Sungai Jangkang – Sungai Liong, Pulau Bengkalis pada beberapa titik
pengamatan. Besarnya subsidence yang terjadi bervariasi dengan rata-rata
subsidence sebesar 53.7 cm dan umur rata-rata tanaman 23 tahun. Berdasarkan hasil
analisis regresi linear berganda metode stepwise, terdapat tujuh variabel yang
berpengaruh nyata terhadap subsidence yaitu penggunaan lahan, umur tanaman,
kedalaman gambut, bobot isi 50-100 cm, tinggi muka air tanah, tinggi muka air di
saluran drainase, dan jarak dari saluran drainase, dengan taraf nyata (α=0.05) dan
nilai R2 dari model sebesar 93.4%. Prediksi total subsidence aktual yang dihasilkan
dari peta, besaran subsidence terluas terdapat pada kelas subsidence 0-50 cm
dengan luasan sebesar 13 472 ha (84.8%) dan nilai akurasi keseluruhan sebesar
78%. Sedangkan untuk laju subsidence, terluas terdapat pada kelas laju subsidence
0-1 cm/tahun dengan luasan sebesar 10 501 ha (66.1%). Semakin lama lahan
gambut digunakan tanpa adanya tindakan pengendalian terhadap laju subsidence,
maka akan menimbulkan masalah. Apabila penurunan elevasi lahan yang terjadi
akibat laju subsidence telah sejajar atau lebih rendah dari tinggi muka air laut, maka
air yang terdapat pada lahan tidak akan dapat dialirkan lagi artinya akan berakibat
terhadap timbulnya genangan dan penurunan kualitas lahan. Pada 100 tahun ke
depan akan terjadi wilayah yang berpotensi genangan dan penurunan kualitas lahan
sebesar 1 424 ha.
Collections
- MT - Agriculture [3780]