Show simple item record

dc.contributor.advisorSukma, Dewi
dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.authorPutri, Astrid Aditya
dc.date.accessioned2017-12-05T02:32:17Z
dc.date.available2017-12-05T02:32:17Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88476
dc.description.abstractPhalaenopsis amabilis Blume sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tetua persilangan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pemulia tanaman hias berusaha meningkatkan potensi anggrek Phalaenopsis dengan perluasan keragaman genetik, di antaranya melalui induksi poliploidi. Induksi poliploidi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan zuriat yang lebih baik. Penelitian induksi poliploid seringkali mengalami kesulitan terkait metode yang efektif untuk menghasilkan individu poliploid dengan persentase tinggi. Kimera dan mixoploid merupakan masalah penting dalam program pemuliaan tanaman menggunakan induksi poliploid. Penelitian terkait induksi poliploidi pada protokorm memerlukan metode alternatif seperti salah satunya dengan modifikasi media sebelum atau setelah induksi poliploidi yang diduga dapat mendorong kondisi meristematik tinggi pada sel-sel protokorm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan regenerasi protokorm Phal. amabilis dengan penambahan hormon sitokinin dan air kelapa pada media pra perlakuan dan media pasca perlakuan kolkisin serta pengaruhnya terhadap keberhasilan induksi poliploidi Phal. amabilis. Modifikasi media pra perlakuan (Percobaan 1) dan media pasca perlakuan (Percobaan 2) menggunakan komposisi media perlakuan yang sama, yaitu: ½MS + 15% air kelapa (AK); ½MS + 0.51 mg L-1 BAP; ½MS + 0.5 mg L-1 TDZ; ½MS + 15 % AK + 0.51 mg L-1 BAP; ½MS + 15% AK + 0.5 mg L-1 TDZ. Media perlakuan pada Percobaan 1 diberikan sebelum induksi poliploidi menggunakan kolkisin dan pada Percobaan 2 diberikan setelah induksi poliploidi menggunakan kolkisin. Hasil menunjukkan bahwa pada Percobaan 1 persentase hidup protokorm tertinggi terdapat pada media yang ditambahkan air kelapa. Peubah persentase protokorm bermultiplikasi menunjukkan perlakuan yang diberi air kelapa sebanyak 15% dengan penambahan hormon sitokinin meningkatkan persentase multiplikasi. Hal ini kemungkinan akibat air kelapa yang juga mengandung fitohormon, bekerja bersama hormon sitokinin sintetis yang diberikan (BAP atau TDZ) sehingga lebih efektif dalam mendorong multiplikasi protokorm. Hasil juga menunjukkan bahwa komposisi media dengan penambahan hormon sitokinin sintetis (BAP dan TDZ) cenderung menghambat pertumbuhan daun. Hal ini kemungkinan karena aktifitas sitokinin yang merangsang proliferasi namun cenderung menghambat pertumbuhan lebih lanjut. Modifikasi media perlakuan mempengaruhi keberhasilan induksi poliploidi. Skrining berdasarkan karakter morfologi planlet menghasilkan tipe normal (N) dan diduga poliploid (DP), pada planlet diduga poliploid dihasilkan 63% plantlet poliploid dari media ½MS + 15% AK + 0.5 mg L-1 TDZ. Telah dilakukan konfirmasi poliploidi dengan analisis stomata dan poliploid. Hasil menunjukkan rata-rata ukuran stomata dan densitas stomata dari sampel planlet tipe DP menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji t pada taraf 1%, dengan nilai rata-rata ukuran stomata 0.4 kali lebih besar dari planlet tipe N dan densitas stomata lebih kecil 0.56 kali dari planlet tipe N. Analisis kloroplas menunjukkan 100% sampel planlet dari tipe DP memiliki jumlah kloroplas pada sel penjaga lebih banyak dari planlet tipe N dan kontrol. Analisis kromosom menunjukkan 20% sampel planlet dari tipe DP memiliki jumlah kromosom berlipat dibandingkan dengan kontrol. Modifikasi media perlakuan pada Percobaan 2 diberikan setelah induksi poliploidi. Hasil memperlihatkan bahwa modifikasi media pasca perlakuan mempengaruhi pertumbuhan protokorm. Penambahan hormon sitokinin pada media setelah perlakuan kolkisin mendorong pertumbuhan, multiplikasi dan morfogenesis protokorm. Penambahan hormon TDZ pada media mendorong persentase multiplikasi dan persentase protokorm berdaun, sedangkan pada persentase protokorm berakar, media dengan penambahan BAP memperlihatkan hasil yang lebih baik. Percobaan 2 menunjukkan bahwa media terbaik pada pertumbuhan dan regenerasi protokorm terdapat pada media tanpa penambahan air kelapa. Hal ini diduga akibat perlakuan kolkisin yang diberikan sebelum media perlakuan mengakibatkan protokorm menjadi terganggu metabolisme dan pertumbuhannya, sehingga penyerapan zat pada media menjadi terhambat. Dengan keadaan tersebut diduga hanya hormon yang bersifat kuat saja yang memberikan pengaruh terhadap protokorm. Skrining berdasarkan karakter morfologi planlet menghasilkan tipe normal (N) dan diduga poliploid (DP). Penambahan hormon pada media setelah perlakuan kolkisin tidak berpengaruh nyata terhadap hasil induksi poliploidi. Hasil terbaik dengan jumlah planlet DP terbanyak diperoleh pada komposisi 15% AK + 0.5 mg L-1 TDZ sebesar 67.5%. Percobaan ini tidak dilakukan analisis stomata dan analisis kromosom, planlet yang dihasilkan dari media setelah perlakuan kolkisin sebagian besar berukuran kecil, berupa planlet abnormal, persentase planlet mati yang besar, dan persentase planlet berakar yang sangat kecil terutama untuk planlet yang diduga poliploid, sehingga sulit didapatkan organ yang siap untuk menjadi bahan analisis kromosom maupun stomata. Hasil Percobaan 1 dan Percobaan 2 menunjukkan bahwa modifikasi media perlakuan dengan penambahan hormon sitokinin ataupun air kelapa lebih baik dilakukan sebelum perlakuan kolkisin. Penambahan hormon pada media sebelum perlakuan kolkisin, menghasilkan persentase pertumbuhan dan multiplikasi lebih tinggi. Hasil skrining planlet diduga poliploid pada Percobaan 1 menghasilkan persentase planlet diduga poliploid lebih besar. Hal ini terjadi kemungkinan karena jika penambahan hormon sitokinin dilakukan pada media setelah perlakuan kolkisin, protokorm dalam keadaan tidak normal dan mengalami cekaman akibat perlakuan kolkisin, sehingga penyerapan hara dan hormon pada media tidak sempurna dan terhambat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant biotechnologyid
dc.subject.ddcOrnamental plantid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleEfektivitas Induksi Poliploidi dengan Modifikasi Media Pra dan Pasca Perlakuan Kolkisin pada Protokorm Phalaenopsis amabilis Blume secara In Vitro.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanggrekid
dc.subject.keywordhormonid
dc.subject.keywordkromosomid
dc.subject.keywordpoliploidid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record