Show simple item record

dc.contributor.advisorWibawan, I Wayan Teguh
dc.contributor.advisorPasaribu, Fachriyan Hasmi
dc.contributor.advisorLukman, Denny Widaya
dc.contributor.authorArnafia, Wyanda
dc.date.accessioned2017-11-03T07:48:08Z
dc.date.available2017-11-03T07:48:08Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88326
dc.description.abstractSalmonelosis merupakan salah satu penyakit infeksius yang menyebar luas di dunia dan mengakibatkan tingginya kejadian keracunan makanan yang mengakibatkan gangguan gastrointestinal. Salmonella enterica serotipe Enteritidis (S. Enteritidis) merupakan serotipe yang paling sering menjadi penyebab salmonelosis pada manusia. Wabah S. Enteritidis pada manusia seringkali disebabkan karena mengonsumsi makanan yang berasal dari daging ayam atau telur yang mentah atau setengah matang. Peningkatan infeksi S. Enteritidis tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga pada negara-negara maju seperti Canada, Amerika, dan negara-negara Eropa. Keberadaan patogen ini pada pangan sangat membahayakan kesehatan manusia meskipun hanya dalam jumlah yang sedikit. Deteksi cepat S. Enteritidis pada pangan sangat penting untuk keamanan pangan dan sebagai peringatan dini terhadap terjadinya wabah. Surveilans keberadaan S. Enteritidis pada pangan menjadi tindakan rutin di seluruh dunia untuk memastikan keamanan pangan, untuk mengurangi kejadian infeksi melalui makanan, dan pada akhirnya untuk memastikan kesehatan masyarakat. Metode kultur merupakan metode standar untuk mendeteksi Salmonella, namun metode konvensional ini membutuhkan serangkaian tahapan kultur, konfirmasi biokimiawi dan serologis, membutuhkan waktu yang lama, menggunakan peralatan laboratoium yang intensif, dan membutuhkan banyak keterampilan teknis. Saat ini, beberapa metode telah dieksplorasi dan dikembangkan untuk uji cepat S. Enteritidis. Secara umum, uji cepat tersebut dikelompokkan menjadi miniatur uji biokimiawi, berbasis asam nukleat, berbasis biosensor, berbasis imunologis, dan modifikasi pada uji konvensional untuk mempercepat analisis. Namun, uji cepat ini memiliki beberapa kelemahan antara lain dibutuhkannya persyaratan khusus terhadap laboratorium, tenaga yang terlatih, banyak peralatan yang digunakan dan reagen uji yang mahal. Oleh karena itu, uji yang cepat, sederhana, murah, spesifik dan sensitif dalam mendeteksi S. Enteritidis sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat prototipe uji cepat untuk mendeteksi S. Enteritidis pada pangan menggunakan teknik koaglutinasi tidak langsung dengan menggunakan S. aureus Cowan I sebagai carier matriks. Sensitivitas, spesifitas, limit deteksi, dan waktu pengujian dalam penggunaan prototipe kit juga ditentukan pada penelitian ini. Metode dalam penelitian ini meliputi karakterisasi S. aureus Cowan I, karakterisasi S. Enteritidis BCC B2691, pembuatan serum monospesifik terhadap S. Enteritidis, konstruksi matriks prototipe kit, dan menentukan sensitivitas, spesifitas, limit deteksi, dan waktu pengujian dalam penggunaan prototipe kit. Karakterisasi S. aureus Cowan I dilakukan dengan serangkaian uji biokimiawi dan uji serum soft agar. Karakterisasi S. Enteritidis BCC B2691 dilakukan dengan serangkaian uji biokimiawi dan multiplex polymerase chain reaction (mPCR). Pembuatan antiserum dilakukan pada ayam dengan menyuntikkan antigen S. Enteritidis BCC B2691. Serum monospesifik dibuat dengan melakukan absorbsi terhadap serum yang belum spesifik menggunakan bakteri S. Pullorum, S. Typhimurium, S. Typhi. Prototipe kit dibuat dengan menggunakan tiga komponen utama yaitu S. aureus protein A (S. aureus Cowan I) sebagai carier matriks, antibodi sekunder sebagai penghubung antara S. aureus protein A dengan antibodi primer, dan antibodi primer sebagai detektor terhadap keberadaan S. Enteritidis pada sampel. Reagen prototipe kit dibuat dengan mengikatkan S. aureus Cowan I dengan IgG kelinci anti Fc IgY dan antiserum monospesifik terhadap S. Enteritidis. Prototipe kit dibandingkan dengan mPCR untuk menentukan sensitivitas dan spesifitas kit. Sampel pangan yang diinokulasi secara buatan digunakan untuk mengetahui limit deteksi kit pada pagan. S. aureus Cowan I yang digunakan pada penelitian ini memiliki kemampuan memproduksi protein A pada dinding selnya. Salmonella BCC B2691 pada penelitian ini telah dikonfirmasi sebagai Salmonella Enteritidis. Serum monospesifik memiliki spesifitas yang tinggi terhadap S. Enteritidis. Prototipe kit koaglutinasi tidak langsung mampu membedakan dengan jelas kontrol positif dan kontrol negatif tanpa menunjukkan reaksi self aglutinasi. Uji ini memiliki spesifitas yang tinggi terhadap S. Enteritidis dan tidak memperlihatkan reaksi silang dengan bakteri lainnya. Prototipe kit mampu mendeteksi 6.75 × 108 cfu/mL S. Enteritidis pada buffer dan 1 sel/25 ml S. Enteritidis pada sampel pangan jika diaplikasikan setelah prosedur selective enrichment. Penggunaan kit ini mampu memberikan hasil dalam waktu singkat (reaksi dapat diamati dalam waktu 10 detik), dapat diaplikasikan pada sampel tanpa ekstraksi pada proses preparasi antigen, dan dapat mengurangi waktu pengujian S. Enteritidis hingga 4 hari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcVeterinary Sciencesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePengembangan Kit Uji Cepat Pendeteksi Salmonella Enteritidis pada Pangan Menggunakan Prinsip Koaglutinasi Tidak Langsung.id
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkoaglutinasi tidak langsungid
dc.subject.keywordpanganid
dc.subject.keywordSalmonella Enteritidisid
dc.subject.keyworduji cepatid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record