Supply Chain Management Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pangan Olahan Berdaya Saing di Kota Surabaya (Studi Kasus pada UMKM Pangan Olahan Sambal).
View/ Open
Date
2017Author
Ariharti, Mira Astuti
Hubeis, Musa
Suryahadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang populer dengan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pangan Olahan berbagai komoditi
dan berkembang pesat. Kendala kurangnya informasi Supply Chain (SC) bahan
baku dan bahan tambahan dalam pembuatan sambal serta kurangnya koordinasi
antar UMKM Pangan Olahan Sambal berpengaruh pada Supply Chain
Management (SCM).
Tujuan penelitian: (1) mengindentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
yang memengaruhi SCM, (2) menganalisis SC bahan baku, sistem produksi dan
distribusi produk, (3) Menyusun strategi SCM yang sesuai untuk UMKM Pangan
Olahan Sambal Berdaya Saing di Kota Surabaya.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder.
Pengumpulan data melalui (1) studi kepustakaan; (2) pengamatan langsung; (3)
membuat daftar pertanyaan langsung (kuesioner) dan penyebaran kuesioner
kepada 15 institusi (pakar) yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling.
Dilakukan observasi lapangan terhadap 30 contoh UMKM Pangan Olahan
Berdaya Saing di Kota Surabaya (n) dari 32 anggota aktif (N) Asosiasi Makanan
Jawa Timur (AMJ).
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif, Internal
Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), analisis Internal
External (IE), analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats
(SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Berdasarkan hasil dari observasi terpilih lima UMKM Pangan Olahan
Sambal. Total skor matriks IFE (2,534) menyatakan bahwa kekuatan kapasitas
produksi per hari yang dimiliki UMKM dapat mengatasi kelemahan unsur mutu
SDM dengan cukup baik. Sedangkan total skor matriks EFE (2,435) menunjukkan
UMKM Pangan Olahan Sambal mampu merespon peluang jaringan distribusi
produk secara on line dan meminimalisasi ancaman harga bahan baku yang
fluktuatif, serta posisi UMKM Pangan Olahan Sambal pada matriks IE berada di
kuadran V, yaitu menjaga dan mempertahankan yaitu dengan menggunakan
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Hasil analisis matriks SWOT merekomendasikan delapan alternatif strategi
dan berdasarkan urutannya dengan matriks QSPM diperoleh prioritas alternatif
yang perlu dilakukan adalah: (1) Manajemen inventori yang lebih efektif dan
efisien dengan metode First In First Out (FIFO); (2) Mengembangkan sistem
distribusi produk secara efektif dan efisien dengan on line; (3) Perencanaan
produksi dilengkapi dengan gudang untuk mengantisipasi kelangkaan bahan
baku ; (4) Standarisasi produksi untuk kemasan, pencantuman tabel bahan
komposisi, tanggal kadaluarsa dank ode PIRT serta label Halal; (5) Peningkatan
SDM dengan bimbingan teknis oleh instansi terkait dan perolehan sertifikat; (6)
Pemberian kredit dengan usaha minimal 2 tahun dan pemberian jaminan; (7)
Mampu berkompetisi lingkup dalam dan luar negeri; (8) Sosialisasi pengurusan
perijinan oleh instansi terkait.
Strategi pengembangan SCM menurut hasil analisis matriks SWOT dan QSPM
menghasilkan tiga prioritas strategi utama, yaitu manajemen , produksi dan
peningkatan Sumber Daya Manusia. Strategi manajemen terdiri dari manajemen
inventori yang lebih efektif dan efisien dengan metode FIFO, mengembangkan
sistem distribusi produk efektif dan efisien secara on line. Strategi produksi
dilakukan dengan perencanaan produksi dilengkapi dengan gudang bahan baku
untuk mengantisipasi kelangkaan bahan baku dan mampu berkompetisi lingkup
dalam dan luar negeri. Strategi peningkatan sumber daya manusia diupayakan
dengan peningkatan SDM dengan bimbingan teknis oleh instansi terkait dan
perolehan sertifikat (ISO 9001:2008), HACCP) (4,8), pemberian kredit dengan
usaha minimal 2 tahun berjalan dan pemberian jaminan.
Collections
- MT - Professional Master [807]