dc.description.abstract | Rafflesia meijerii pertamakali ditemukan di Sumatera Utara pada tahun
2003 di Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh dan pada tahun 2004 di
Taman Nasional Batang Gadis. Rafflesia ini merupakan spesies endemik
Sumatera Utara dan merupakan spesies baru. Rafflesia meijerii tumbuh di hutan
hujan pada ketinggian 1320 m dpl, dengan pH 6.5 dan kelembababan udara 74%.
Informasi mengenai aspek ekologi dan konservasi spesies ini belum banyak
diketahui.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga populasi Rafflesia meijerii di
Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara yaitu di blok Sopo Tinjak, blok
Sibonggor, dan blok Pagar Gunung, menganalisis faktor biotik dan abiotik yang
mempengaruhi kualitas habitat R. meijerii di masing-masing blok pengamatan,
mengidentifikasi aktivitas manusia (pengelola dan masyarakat lokal) di lokasi
penelitian yang berpengaruh positif maupun negatif terhadap keberlangsungan
keberadaan Rafflesia meijerii, dan menyusun konsep konservasi R. meijerii di
TNBG yang berbasis pada kondisi ekologinya. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah dapat menjadi masukan dalam upaya konservasi spesies R.
meijerii di kawasan TNBG.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan
Mei 2016 di blok Sopo Tinjak, blok Sibonggor, dan blok Pagar Gunung Taman
Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Data
dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Jenis data
yang dikumpulkan adalah: data biotik dan kondisi populasi R. meijerii di Taman
Nasional Batang Gadis, data abiotik kondisi ekologi habitat R. meijerii di TNBG,
dan data aktivitas manusia. Data biotik dan kondisi populasi R. meijerii
dikumpulkan dengan cara melakukan observasi pada plot berbentuk lingkaran
berukuran 0,1 ha pada lokasi R. meijerii yang ditentukan secara purposif.
Pengamatan dilakukan terhadap jenis pertumbuhan pohon, pancang, dan semai
serta tumbuhan bawah. Data biotik lainnya adalah mengenai tumbuhan inang
(Tetrastigma papillosum) dan R. meijerii. Data abiotik meliputi data faktor fisik
lingkungan yang mempengaruhi kondisi habitat dan populasi R. meijerii di lokasi
yaitu: ketinggian plot penelitian, koordinat R. meijerii, kemiringan lahan,
intensitas cahaya matahari, kelembaban udara, suhu udara, curah hujan, dan suhu
permukaan tanah. Jenis data sosial yang dikumpulkan adalah: jenis aktivitas,
waktu aktivitas, sikap dan pengetahuan masyarakat lokal, dan tipologi masyarakat
lokal. Kondisi habitat R. meijerii dianalisis dengan Analisis Vegetasi, data
distribusi R. meijerii diolah dengan perangkat lunak ArcGIS 10.4 dan dianalisis
secara deksriptif, data faktor ekologis dianalaisis dengan Principle Component
Regretion (PCR), dan data aktivitas manusia dianalisis secara deskriptif.
Jumlah individu R. meijerii yang ditemukan dalam penelitian ini adalah 43
individu yang terdiri dari 19 individu bunga lewat mekar, 14 individu kenop
hidup, dan 10 individu kenop mati. Rata-rata diameter kenop mati yang
ditemukan adalah 2-5 cm. Berdasarkan kriteria Schmidt-Ferguson, tipe curah
hujan di lokasi penelitian ini adalah tipe B yaitu tanpa musim kering dan selalu
hijau. Kelerengan lahan terbesar adalah di plot Sibonggor Julu dengan kelerengan
sebesar 19%. Jejak satwa yang ditemukan di lokasi penelitian Sibanggor Julu
adalah jejak kijang dan beruang. Pohon utama (inang struktural) yang menyokong
T. papillosum adalah pohon-pohon dengan ukuran yang tinggi, besar, dan
memiliki tajuk yang luas seperti spesies dari famili Fagaceae (Castanopsis
javanica, Quercus gameliflora), Lauraceae (Litsea spp., Endiandra dasyantha)
dan Myrtaceae. Jumlah T. papillosum yang ditemukan adalah sebanyak 63
individu.
Teridentifikasi 54 spesies semai dan tumbuhan bawah yang terdapat di
habitat R. meijerii yang terdiri dari 35 famili. Spesies semai dan tumbuhan bawah
yang dominan di habitat R. meijerii adalah Selaginella willdenovii
(Selaginellaceae) dengan nilai INP yaitu 36.54%. Teridentifikasi 68 spesies
pancang di habitat R. meijerii yang terdiri dari 38 famili. Spesies Quercus
gameliflora (Fagaceae) menjadi spesies yang sangat dominan dengan nilai INP
yaitu 57.83%. Teridentifikasi 82 spesies pohon yang ditemukan di habitat R.
meijerii yang terdiri dari 27 famili. Quercus gameliflora adalah spesies yang
dominan di area ini dengan nilai INP adalah 33.72%. Indeks keanekaragaman
tertinggi terdapat pada komunitas pohon yaitu 3.97 dan indeks kemerataan yaitu
0.90.
Hasil analisis menunjukkan nilai sig. sebesar 0.2398> 0.05 menunjukkan
bahwa terima H0 atau tidak ada satupun X yang berpengaruh terhadap Y atau
secara simultan X tidak berpengaruh terhadap Y. Penentuan jumlah R. meijerii
berdasarkan variabel bebas adalah: Jumlah individu R. meijerii (Y) = -16.32291 +
(0.01978 x jumlah individu T. papillosum) + (0.10264 x jumlah spesies semai dan
tumbuhan bawah) + (0.05306 x jumlah spesies pancang) + (0.07909 x jumlah
spesies pohon) – (0.00043 x jumlah individu semai dan tumbuhan bawah) +
(0.01450 x jumlah individu pancang) + (0.00450 x jumlah individu pohon) –
(0.00405 x ketinggian tempat) – (0.06764 x kemiringan lahan) – (0.00019 x
intensitas cahaya) + (0.16064 x kelembaban udara) + (0.21947 x suhu udara) +
(0.64255 x suhu permukaan tanah).
Aktivitas penebangan pohon di sekitar habitat R. meijerii harus dicegah.
Dampak negatif secara langsung terhadap R. meijerii yaitu memperbesar bukaan
tajuk, dapat merusak Tetrastigma papillosum sebagai inang R. meijerii.
Pelanggaran-pelanggaran berupa aktivitas penebangan oleh oknum masyarakat
harus ditindak tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Ancaman
terbesar lainnya yang dihadapi masyarakat adalah adanya pihak-pihak lain yang
berasal dari luar kelompok masyarakat desa atau bukan penduduk desa yang
melakukan pengambilan kayu secara illegal di dalam kawasan taman nasional
untuk dikomersilkan. pengembangan potensi R. meijerii sebagai objek ekowisata
harus dikombinasikan dengan objek-objek potensial lainnya seperti Danau Saba
Begu di Sopo Tinjak, Gunung Sorik Marapi dan pemandian air panas di Desa
Sibanggor Tonga. | id |