Peran Karakter Anatomi Daun dan Beberapa Enzim dalam Mekanisme Ketahanan Tanaman Vanili (Vanilla planifolia) terhadap Penyakit Busuk Batang.
View/ Open
Date
2017Author
Junaidi, Achmad
Ratnadewi, Diah
Supena, Ence Darmo Jaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Vanili merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi.
Indonesia merupakan negara penghasil vanili nomor dua di dunia setelah
Madagaskar, atau sekitar 20-30% dari total kebutuhan vanili dunia. Kendala dalam
pengembangan vanili di Indonesia antara lain adalah gangguan penyakit. Busuk
batang vanili (BBV) merupakan penyakit utama yang telah merusak tanaman vanili
di sentra produksi sehingga menimbulkan kerugian miliaran rupiah setiap tahun.
Penyakit BBV disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f. sp. vanillae
(FOV). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman vanili terhadap serangan penyakit BBV adalah dengan merakit klon tahan
menggunakan teknik pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman vanili telah
dilakukan melalui persilangan, mutasi yang diinduksi, serta variasi somaklon dari
kultur in vitro.
Tanaman memiliki berbagai mekanisme untuk melindungi diri dari infeksi
berbagai patogen yang berpotensi merusak, antara lain dengan ketahanan struktural
berupa sifat morfologi dan anatomi, dan meningkatkan sintesis protein yang dapat
menghambat perkembangan patogen seperti kitinase dan peroksidase. Terhadap
tujuh tanaman vanili, yaitu empat klon hasil pemuliaan tanaman dan tiga tanaman
tetua dari koleksi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor
telah diamati karakter anatomi daunnya yaitu kerapatan stomata (KS), indeks
stomata (IS), ketebalan daun, ketebalan epidermis atas dan bawah, serta kadar air
relatif dan kadar lignin. Analisis aktivitas kitinase dan peroksidase dilakukan
terhadap tanaman setelah diinokulasi cendawan FOV untuk mengetahui dasar
fisiologis mekanisme ketahanan tanaman terhadap penyakit BBV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter anatomi daun vanili yaitu
kerapatan stomata, indeks stomata, ketebalan epidermis atas, ketebalan epidermis
bawah, serta kadar lignin dapat membedakan tanaman vanili dengan tingkat
ketahanan berbeda terhadap penyakit BBV; tanaman rentan cenderung memiliki
kerapatan stomata dan indeks stomata yang besar serta epidermis atas dan bawah
yang tebal dibandingkan dengan tanaman yang tahan. Tetapi parameter KAR dan
ketebalan daun tidak berperan dalam menentukan tingkat ketahanan tersebut. Kadar
lignin yang besar pada jaringan tanaman vanili menunjukkan semakin tahan
terhadap penyakit BBV. Aktivitas kitinase yang tidak konsisten dan aktivitas
peroksidase yang besar pada tanaman V. planifolia (C, G, S20, S25, M4, dan H5)
tidak menjadi penentu ketahanan, pada tanaman vanili (KT) yang memiliki aktivitas
kitinase yang paling tinggi dan aktivitas peroksidase yang paling rendah
dibandingkan tanaman V. planifolia, dikarenakan tanaman vanili KT adalah vanili
spesies liar (V. albida), dan kemungkinan mekanisme fisiologis untuk ketahanan
yang dimiliki berbeda dengan tanaman V. planifolia.
