Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.authorWuryanto, Wicaksono Tri
dc.date.accessioned2017-11-03T02:06:14Z
dc.date.available2017-11-03T02:06:14Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88220
dc.description.abstractKabupaten Tanggamus memiliki potensi sumberdaya alam tambang yang besar dan dalam pengelolaannya dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu, pengelolaan pertambangan harus dilakukan secara bijaksana agar dapat berkontribusi secara maksimal bagi perekonomian daerah namun lingkungan tetap terjaga dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran sektor pertambangan terhadap perekonomian wilayah di Kabupaten Tanggamus, menganalisis perubahan luasan tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Tanggamus tahun 2000-2015, memprediksi perubahan tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Tanggamus tahun 2015-2030, serta menyusun arahan rencana pengembangan wilayah pertambangan di Kabupaten Tanggamus. Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis input output yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar sektor dan dampak berganda. Perubahan tutupan lahan dianalisis menggunakan klasifikasi citra dan matriks transisi. Sedangkan model Marcov Chain digunakan untuk memprediksi tutupan lahan berdasarkan tahun estimasi, dan untuk arahan pengembangan wilayah pertambangan dianalisis berdasarkan areal izin usaha pertambangan yang mempertimbangkan fungsi ruang dalam RTRW. Sektor pertambangan memiliki potensi yang besar karena memiliki nilai output, nilai tambah bruto dan peningkatan pendapatan wilayah yang berada diatas rata-rata sektor lain. Sektor pertambangan mampu mendorong sektor di depannya bertumbuh, namun memiliki daya dorong yang rendah terhadap sektor-sektor hulunya. Data tutupan lahan jenis lahan terbangun mengalami peningkatan luasan sebesar 5 168 ha pada periode tahun 2000-2015. Pada lokasi pertambangan penggunaan lahan yang paling besar laju pertumbuhannya adalah lahan terbangun sebesar 265.74 ha per tahun dan semak belukar sebesar 59.74 ha per tahun. Hasil prediksi penggunaan lahan pada periode tahun 2015-2030 yang mengalami peningkatan luasan tertinggi adalah lahan terbangun sebesar 24 722.99 ha, sedangkan penurunan luasan terbesar adalah kebun campuran sebesar 21 903.31 ha dan hutan sebesar 5 469.12 ha. Hasil identifikasi pemanfaatan fungsi kawasan, terdapat areal pertambangan yang tidak sesuai dengan pola ruang sebesar 96.25% dan yang sesuai dengan pola ruang hanya sebesar 3.75%. Pengembangan wilayah pertambangan diarahkan pada areal dalam izin usaha pertambangan seluas 20 773.82 ha dengan mengubah kawasan lindung sebesar 8 984.83 ha dan kawasan budidaya sebesar 11 009.28 ha menjadi kawasan peruntukan pertambangan. Bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yaitu mengembalikan fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya pangan melalui kegiatan reklamasi pasca tambang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.subject.ddcRegional economyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcLampungid
dc.titlePeran Pertambangan terhadap Pengembangan Wilayah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpertambanganid
dc.subject.keywordperubahan penggunaan lahanid
dc.subject.keywordreview rencana tata ruang wilayahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record