Show simple item record

dc.contributor.advisorRustiadi, Ernan
dc.contributor.advisorLubis, Djuara
dc.contributor.authorPertiwi, Yunita
dc.date.accessioned2017-11-03T01:48:16Z
dc.date.available2017-11-03T01:48:16Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88219
dc.description.abstractPengembangan wilayah umumnya dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di wilayah tersebut dengan pendekatan yang bersifat komprehensif, mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial budaya, serta lingkungan hidup. Salah satu pendekatan pengembangan wilayah adalah pengembangan perdesaan dengan mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan berdasarkan potensi wilayah desa itu sendiri, dimana interaksi yang merugikan dengan perekonomian perkotaan harus diminimalkan. Agropolitan dan minapolitan dipandang sebagai konsep pengembangan kawasan perdesaan yang dapat mengatasi permasalahan disparitas wilayah perkotaan dan perdesaan, karena mengandalkan desentralisasi, pembangunan infrastruktur setara kota di wilayah perdesaan, serta dapat menanggulangi dampak negatif pembangunan (seperti migrasi desa-kota yang tidak terkendali, polusi, kemacetan lalu-lintas, pengkumuhan kota, kehancuran masif sumberdaya alam, dan pemiskinan desa). Konsep pengembangan kawasan minapolitan di Indonesia umumnya disertai dengan pengembangan sumberdaya alam, prasarana dan sarana produksi, maupun permukiman yang membutuhkan pengelolaan bersama (common property) yang mensyaratkan adanya modal sosial. Masih terbatasnya penelitian mengenai modal sosial di kawasan minapolitan, melatarbelakangi penelitian ini dengan mengkaji modal sosial kelompok pembudidaya ikan di kawasan minapolitan, studi kasus di Kabupaten Indramayu. Modal sosial menunjuk pada norma, institusi, dan hubungan sosial yang membentuk kualitas interaksi sosial dalam masyarakat dan memungkinkan orang dapat bekerjasama. Pertumbuhan produksi melalui program minapolitan akan meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan. Namun, permasalahan pembudidaya ikan bukan terletak pada kemampuan meningkatkan produksi semata, tetapi juga pada lemahnya posisi tawar mereka dalam struktur sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya yang disebabkan kuatnya pengaruh relasi sosial patron-klien antara pemilik modal dengan pembudidaya ikan. Infrastruktur yang merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kawasan minapolitan, dalam pemanfaatannya dibutuhkan kerjasama dan partisipasi aktif dari masyarakat. Permasalahan lainnya, saat ini pembudidaya ikan cenderung untuk sendiri-sendiri dalam menebar dan memanen benih udang. Hal ini menunjukkan menurunnya kekompakan antar pembudidaya ikan yang sekaligus mencerminkan hilangnya kohesifitas sosial di perdesaan. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Mengidentifikasi modal sosial kelompok pembudidaya ikan dalam mendukung pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Pasekan; (2) Mengukur tingkatan modal sosial kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Pasekan; dan (3) Menganalisis hubungan antara modal sosial tersebut terhadap pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Pasekan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara responden dengan panduan daftar pertanyaan semi terstruktur (Social Capital Assessment Tool), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap data primer. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis skoring indeks, serta analisis regresi logistik. Hasil analisis metode deskriptif menggambarkan modal sosial kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Pasekan berdasarkan daftar pertanyaan Social Capital Assessment Tool (SCAT) (Krishna dan Shrader 1999). Modal sosial norma tampak dalam setiap pengambilan keputusan dalam kelompok yang dilakukan secara demokratis dan musyawarah, serta adanya interaksi antar kelompok pembudidaya ikan. Hubungan sosial terlihat dalam pembelian dan pemasaran hasil produksi yang masih sangat bergantung kepada pemilik depot (patron) serta adanya kebutuhan yang tinggi untuk bergabung dengan kelompok. Kepercayaan pembudidaya ikan terhadap keluarga masih tinggi dalam hal menjaga tambak, sedangkan solidaritas dan kerjasama pembudidaya ikan terlihat ketika pada saat perbaikan sarana seperti jembatan atau saluran. Hasil analisis metode skoring indeks dan didasarkan pada instrumen kontinuum modal sosial yang direkomendasikan oleh Uphoff (2000) dan adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lenggono (2004), menunjukkan tingkatan modal sosial kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Pasekan tergolong sedang. Komunitas dengan modal sosial sedang memiliki komitmen terhadap upaya bersama dan kerjasama terjadi bila juga memberi keuntungan pada orang lain. Hal ini nampak pada pengelolaan irigasi tambak yang dilakukan secara partisipatif oleh pembudidaya ikan dan melibatkan peran serta pembudidaya ikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga monitoring evaluasi. Hasil analisis metode regresi logistik menunjukkan bahwa modal sosial dan teknologi berpengaruh penting terhadap pendapatan para pembudidaya ikan. Hubungan sosial yang positif, ditandai oleh jejaring sosial yang luas akan memperkecil biaya transaksi dan mampu menciptakan pengelolaan sumberdaya yang optimum, sehingga meningkatkan produksi serta pendapatan pembudidaya. Penerapan teknologi semi intensif atau intensif berpeluang meningkatkan pendapatan pembudidaya. Untuk mendukung penerapan teknologi ini, pembudidaya dapat memanfaatkan kelompok sebagai tempat bertanya, berbagi ilmu, dan tempat utuk memperoleh informasi mengenai budidaya perikanan. Pembudidaya tambak tidak dapat berbudidaya secara sendiri-sendiri atau parsial, keberadaan kelompok pembudidaya ikan menjadi sangat penting artinya bagi pengembangan kawasan minapolitan budidaya tambak karena kelompok menjadi tempat atau wadah untuk belajar dan bekerjasama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional Planningid
dc.subject.ddcSocial capitalid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndramayu-JABARid
dc.titleModal Sosial dan Pengaruhnya terhadap Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan Pasekan – Kabupaten Indramayuid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkelompok pembudidaya ikanid
dc.subject.keywordminapolitan budidaya tambakid
dc.subject.keywordmodal sosialid
dc.subject.keywordpengembangan wilayahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record