Show simple item record

dc.contributor.advisorMelati, Maya
dc.contributor.advisorAziz, Sandra
dc.contributor.authorAri, Ahmad Nur Hidayat Gena
dc.date.accessioned2017-09-05T02:08:00Z
dc.date.available2017-09-05T02:08:00Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87998
dc.description.abstractPenggunaan bahan herbal untuk kesehatan kini semakin diminati oleh masyarakat karena dipercaya lebih aman dibandingkan penggunaan obat dengan bahan kimia. Salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tempuyung. Tempuyung merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki khasiat dalam mengatasi masalah batu ginal. Tingginya potensi yang dimiliki oleh tempuyung tidak diimbangi oleh penyediaan bahan baku yang baik. Saat ini penyediaan bahan baku tempuyung berasal dari tanaman yang tumbuh alami. Bahan baku tempuyung yang belum terstandarisasi kualitasnya membutuhkan SOP budidaya yang jelas sehingga khasiatnya dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beberapa aspek SOP yang tepat untuk meningkatkan biomassa dan senyawa bioaktif pada tanaman tempuyung dengan cara perlakuan interval panen dan pemberian pupuk yang berbeda, sehingga dapat dijadikan salah satu informasi yang dibutuhkan dalam beberapa aspek SOP budidaya tempuyung. Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Cikarawang, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Kabupaten Bogor dengan ketinggian ± 250 m dpl dimulai dari bulan Mei sampai Desember 2015. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah interval panen yang terdiri atas 6, 8, dan 10 minggu setelah panen awal dan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang ayam yaitu 0, 7, 14, 21 ton ha-1 untuk percobaan organik dan 0, 50, 100, 200 % dosis rekomedasi pemupukan (dosis rekomendasi adalah 100 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl per hektar), untuk percobaan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tempuyung, baik percobaan organik maupun percobaan anorganik. Peubah kadar NPK daun, total flavonoid, klorofil a, klorofil b, antosianin, karotenoid pada percobaan organik tidak dipengaruhi perlakuan pupuk kandang ayam secara nyata, namun dipengaruhi secara nyata oleh interval panen, 10 MSPP merupakan interval panen terbaik pada semua peubah. Terdapat perbedaan yang nyata pada peubah kadar pigmen pada percobaan anorganik, perlakuan pemupukan dengan 100% dosis rekomendasi menyebabkan nilai yang lebih rendah dibanding dengan perlakuan lain. Pertumbuhan dan produksi tanaman tempuyung pada kondisi kekurangan air lebih baik menggunakan pupuk organik daripada pupuk anorganikid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcMedicinal Plantsid
dc.subject.ddcMedicinal Herbid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleProduksi Biomassa dan Senyawa Flavonoid Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis L.) pada Interval Panen dan Dosis Pupuk yang Berbedaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanorganikid
dc.subject.keywordantosianinid
dc.subject.keywordklorofilid
dc.subject.keywordkarotenoidid
dc.subject.keywordorganikid
dc.subject.keywordpigmenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record