Show simple item record

dc.contributor.advisorSugita, Purwantiningsih
dc.contributor.advisorSoeparto, Irma Herawati
dc.contributor.authorEkalina, Swira
dc.date.accessioned2017-08-15T07:13:41Z
dc.date.available2017-08-15T07:13:41Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87904
dc.description.abstractResistensi suatu bakteri terhadap kebanyakan antibiotik semakin meningkat dan beberapa jenis infeksi baru semakin bermunculan membutuhkan penanganan yang serius. Obat antibakteri alternatif semakin dibutuhkan. Sawo manila (Manilkara zapota) merupakan tumbuhan dengan akar, bunga, daun dan kulit batangnya telah teruji memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Kelompok senyawa dari tumbuhan ini selain triterpenoid yang mungkin memiliki aktivitas antibakteri belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mencirikan fraksi terpilih dari ekstrak pelarut terpilih kulit batang M. zapota guna menentukan senyawa aktif antibakteri yang berperan tersebut. Rancangan penelitian diawali dengan maserasi kulit batang M. zapota menggunakan pelarut air, metanol, etanol dan aseton. Selanjutnya dihitung rendemen setiap ekstrak dan dilakukan uji antibakteri dengan metode difusi cakram serta mikro-dilusi. Ekstrak pelarut terpilih difraksionasi bertingkat dengan n-heksana, etilasetat, dan diklorometana. Kemudian residunya dihilangkan tanin. Fraksi yang menunjukkan hasil uji antibakteri tertinggi dilanjutkan ketahap isolasi menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Terakhir, dilakukan pencirian pada fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi menggunakan Liquid Chromatography dengan Mass Spectrometer dan hasil isolasi menggunakan Fourier Tansform Infrared Spectroscopy. Secara signifikan terdapat perbedaan kemampuan sebagai antibakteri antara ekstrak air, metanol, etanol dan aseton kulit batang M. zapota. Berdasarkan jumlah rendemen dan hasil uji antibakteri, metanol merupakan pelarut terpilih untuk mengekstrak kulit batang M. zapota di antara ketiga pelarut lainnya. Fraksionasi terhadap ekstrak metanol menunjukkan peningkatan aktivitas sebagai antibakteri. Fraksi metanol bebas tanin pada konsentrasi 0.05 mg/mL dapat menghambat bakteri Bacillus cereus, Staphylococcus aureus dan Shigella flexneri. Fraksi ini pada konsentrasi 0.2 mg/mL mampu membunuh B. cereus dan S. aureus, sedangkan S. flexneri dapat dibunuh pada konsentrasi 2.0 mg/mL. Berdasarkan pencirian senyawa, pada fraksi metanol bebas tanin dari ekstrak pelarut terpilih (metanol) kulit batang M. zapota terdapat 3',4',5,7-tetrametilkuersetin diduga merupakan senyawa terpenting antibakteri dari kulit batang M. zapota. Pengujian antivitas antibakteri hasil pemisahan fraksi metanol bebas tanin dibandingkan dengan kuersetin dan kontrol positif (seperti kanamycin) perlu dilakukan. Hal ini untuk mengetahui tingkat kemampuan fraksi tersebut sebagai antibakteri.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcChemistryid
dc.subject.ddcOrganic Chemistryid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAktivitas Antibakteri Fraksi Metanol Kaya Kuersetin dari Kulit Batang Manilkara zapotaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantibakteriid
dc.subject.keywordkuersetinid
dc.subject.keywordkulit batangid
dc.subject.keywordManilkara zapotaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record