Show simple item record

dc.contributor.advisorArifiantini, Raden Iis
dc.contributor.advisorKarja, Ni Wayan Kurniani
dc.contributor.authorHerbowo, Muhammad Triyadi
dc.date.accessioned2017-08-14T06:48:14Z
dc.date.available2017-08-14T06:48:14Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87884
dc.description.abstractInseminasi buatan (IB) adalah salah satu teknologi reproduksi yang efektif dan dapat diterapkan secara luas di lapangan untuk meningkatkan populasi ternak kerbau. Kualitas semen beku merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program IB. Kualitas semen beku kerbau di Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan gliserol dan dimetilformamida (DMF) sebagai krioprotektan dalam pengecer Tris dan Skim kuning telur untuk pembekuan semen kerbau lumpur. Semen ditampung dari dua ekor kerbau lumpur berumur 7 dan 10 tahun menggunakan vagina buatan. Semen segar dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis dengan rata-rata volume sebanyak 2.34 ml, berwarna krem, memiliki konsistensi encer hingga sedang, gerakan massa ++, motilitas spermatozoa 70.35%, viabilitas spermatozoa 83.21%, keutuhan membran plasma 83.78%, abnormalitas spermatozoa 15.34%, dan konsentrasi sebanyak 1 154 × 10⁶ spermatozoa mlˉ¹. Semen kerbau dibekukan dalam pengencer Tris dan Skim kuning telur dengan tambahan krioprotektan gliserol atau DMF masing-masing 4%, 5%, 6% dan 7%. Konsentrasi optimal penggunaan DMF adalah 5% baik dalam pengencer Tris maupun Skim kuning telur dengan motilitas setelah pembekuan masing-masing sebesar 46.41±1.21% dan 40.44±1.01%, viabilitas 67.65±1.32% dan 55.95±1.04%, keutuhan membran plasma 69.35±1.05% dan 57.41±1.09%, serta recovery rate 65.95±1.70% dan 57.50±1.24%. Penggunaan 7% gliserol dalam pengencer Tris maupun Skim kuning telur menunjukkan hasil terbaik dengan motilitas setelah pembekuan masing-masing sebesar 45.25±1.37% dan 42.33±1.36%, viabilitas 68.41±1.02% dan 61.52±1.42%, keutuhan membran plasma 69.58±1.16% dan 62.41±1.47%, serta recovery rate 64.27±1.91% dan 60.19±1.67%. Gliserol 7% dan DMF 5% memiliki kemampuan yang baik dalam melindungi spermatozoa selama pembekuan. Penggunaan DMF lebih dari 5% berdampak negatif terhadap spermatozoa. Selain dapat mencegah pembentukan kristal es, DMF juga dapat mengikat glutation. Kerusakan sel pada penggunaan DMF cukup banyak disebabkan oleh stres oksidatif kerena menurunnya kadar glutation seluler. Penggunaan gliserol dengan konsentrasi kurang dari 7% menunjukkan daya krioprotektif yang kurang optimal untuk pembekuan semen kerbau. Penggunaan pengencer Tris kuning telur menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pengencer Skim kuning telur. Hal ini diduga akibat kurangnnya kemampuan protein susu dan kuning telur (5%) dalam pengencer skim untuk menekan aktivitas protein PDC-109 dari plasma semen sehingga banyak fosfolipid dan kolesterol yang terlepas dari membran plasma. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan gliserol 7% dan DMF 5% menunjukkan kualitas semen beku kerbau terbaik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcBuffaloid
dc.subject.ddc2107id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKriopreservasi Semen Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) dalam Pengencer Tris atau Skim Kuning Telur Menggunakan Krioprotektan Gliserol atau Dimetilformamidaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddimetilformamidaid
dc.subject.keywordgliserol, kerbau lumpurid
dc.subject.keywordkrioprotektanid
dc.subject.keywordspermatozoaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record