Show simple item record

dc.contributor.advisorSupriyanto
dc.contributor.advisorWulandari, Arum Sekar
dc.contributor.authorParlaongan, Ahmad
dc.date.accessioned2017-08-11T07:50:33Z
dc.date.available2017-08-11T07:50:33Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87832
dc.description.abstractKayu jati merupakan kayu mewah dan berharga mahal. Total permintaan kayu di Indonesia cenderung meningkat 13-17% per tahun pada tahun 2012, tetapi pasokannya masih lebih rendah dibandingkan dengan permintaan pasar. Hal ini disebabkan oleh produksi kayu jati di Perum Perhutani dan Hutan Rakyat yang masih rendah. Produksi kayu jati yang rendah disebabkan oleh keragaman genetik yang rendah. Mutagenesis in vitro menggunakan sinar gamma merupakan teknik pemuliaan tanaman yang sangat populer untuk menginduksi keragaman genetik yang baru agar lebih produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai radiosensitivitas planlet jati klon solomon dan menganalisis keragaman genetik mutan generasi 1 (M1V1). Iradiasi sinar gamma dilakukan di BATAN yang diaplikasikan pada planlet dengan 5 taraf dosis iradiasi, yaitu 0, 10, 20, 30, dan 40 Gy. Sinar gamma diperoleh dengan menggunakan alat Iradiator Chamber Cobalt⁶⁰ (⁶⁰Co). Radiosensitivitas tanaman terhadap sinar gamma dapat dianalisis dengan menggunakan nilai LD50 dan RD50. Analisis keragaman genetik dilakukan dengan menggunakan RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dari kalus M1V1. Planlet yang telah diiradiasi dipindahkan ke media tumbuh MS0 (MS tanpa hormon), kemudian disubkulturkan secara berurutan pada media MS + 0.1 kinetin, 1/2MS + 0.1 ppm kinetin + 0.1 ppm BAP + 100 ppm arang, 1/2MS + 0.1 ppm BAP + 3% gula dan terakhir pada media 1/2MS + 0.3 ppm BAP + 3% gula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase hidup planlet dan pertumbuhan tinggi tergantung pada aplikasi dosis iradiasi sinar gamma yang diberikan, pada dosis tinggi iradiasi menyebabkan penurunan persentase hidup tanaman. Nilai LD50 dan RD50 dari planlet jati klon Solomon masing-masing sebesar 24.5 Gy dan 7.8 Gy. Hal ini berarti dosis iradiasi sinar gamma yang dibutuhkan agar planlet tetap hidup sebesar 7.8 Gy – 24.5 Gy. Berdasarkan dendrogram RAPD, jarak genetik antara kontrol (tanpa iradiasi) dengan planlet mutan berkisar 0.00-0.85. Pola PCoA menunjukkan bahwa mutan individu M1V1 tersebar secara acak di seluruh kuadran. Hasil AMOVA menunjukkan bahwa estimasi persentase keragaman genetik antar perlakuan sebesar 16%, sedangkan dalam perlakuan sebesar 84%. Hal ini berarti planlet yang diiradiasi sinar gamma telah mampu meningkatkan keragaman genetik planlet mutan M1V1. Kalus planlet yang diiradiasi pada dosis 10 Gy mempunyai struktur kalus yang remah, putih-kecoklatan dan non-embriogenic.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcGenetic variabilityid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleInduksi Keragaman Genetik Planlet Jati (Tectona grandis Linn. f) dengan Iradiasi Sinar Gammaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordjatiid
dc.subject.keywordradiosensitivitasid
dc.subject.keywordplanletid
dc.subject.keywordRAPDid
dc.subject.keywordnon-embriogenicid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record