Show simple item record

dc.contributor.advisorSaleh, M. Buce
dc.contributor.advisorBahruni
dc.contributor.authorNasir, Anugrahandini
dc.date.accessioned2017-08-11T07:45:37Z
dc.date.available2017-08-11T07:45:37Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87831
dc.description.abstractPerhutani diamanatkan mengelola sekitar 2 445 006 ha kawasan hutan di Pulau Jawa yang terdiri atas kawasan hutan produksi seluas 1 806 449 ha dan kawasan hutan lindung seluas 638 558 ha (Perhutani 2014). Wilayah kerja Perhutani terdiri dari beberapa unit kelola berupa Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Saat ini 57 KPH Perhutani sedan mengalami berbagai masalah yakni fungsi kelestarian tidak berjalan dengan baik. KPH Pekalongan Barat merupakan salah satu KPH yang dianggap cukup baik, dengan indikator persentase pemenuhan getah setiap tahunnya yang mampu mencapai sekitar 90% dari target. KPH Pekalongan Barat mengusahakan kelas perusahaan pinus (prioritas tanaman pinus) untuk memaksimalkan pendapatan KPH. Selain menghasilkan getah pinus sebagai sumber pendapatan, KPH Pekalongan Barat juga mengelola wana wisata. Namun, kualitas sumberdaya hutan mengalami penurunan dan terjadi degradasi hutan akibat tekanan sosial berupa penggarapan lahan sayur di kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji optimasi alokasi penggunaan kawasan hutan yang memberikan pendapatan maksimum pada KPH Pekalogan Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, 1) analisis kelayakan finansial, 2) analisis optimasi penggunaan lahan, dan 3) analisis spasial multikriteria. Analisis awal yang dilakukan adalah analisis kelayakan finansial untuk setiap jenis komoditas yang akan dikembangkan berdasarkan pilihan (preferensi) stakeholder. Analisis optimalisasi penggunaan lahan dilakukan dengan pendekatan linear programming (LP) dengan tujuan agar nilai finansial maksimum dan kondisi dampak erosi yang dapat diperbolehkan. Analisis multikriteria dilakukan untuk memperoleh sebaran spasial alokasi lahan optimum dalam wilayah penelitian. Hasil yang didapatkan untuk penggunaan lahan yang ada sekarang di lokasi penelitian terdiri dari total hutan pinus untuk BKPH Bumijawa dan Paguyangan sebesar 9 713 ha (70.1 %), areal garapan sayuran sebesar 2 300 ha (16.6 %) dan tanah kosong 1 732 ha (12.5 %). Berdasarkan aspek finansial, kriteria kelayakan investasi usaha menunjukkan ketiga penggunaan lahan berupa hutan pinus, pengembangan kopi dan sayur layak untuk dilaksanakan. Komposisi luas untuk penggunaan lahan yang optimal adalah areal pinus seluas 11 047 ha, kopi seluas 2 126 ha, dan untuk areal sayur seluas 668 ha dengan pendapatan pertahun sebesar Rp872 581 112 943. Berdasarkan analisis multikriteria areal sayur yang ada sekarang berada pada areal yang tidak sesuai sehingga tidak dapat dipertahankan keberadaannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcLand useid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcPekalongan-JATENGid
dc.titleOptimasi Penggunaan Lahan Model Pengelolaan Kolaboratif di Perum Perhutani: Studi Kasus KPH Pekalongan Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkphid
dc.subject.keywordmultikriteriaid
dc.subject.keywordoptimasiid
dc.subject.keywordpendapatanid
dc.subject.keywordperhutaniid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record