Show simple item record

dc.contributor.advisorManalu, Wasmen
dc.contributor.advisorEkastuti, Damiana Rita
dc.contributor.advisorEsfandiari, Anita
dc.contributor.authorMontolalu, Friska Mery
dc.date.accessioned2017-08-10T08:01:26Z
dc.date.available2017-08-10T08:01:26Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87810
dc.description.abstractSalah satu kelebihan ternak babi ialah sebagai ternak dengan jumlah anak dalam setiap kelahiran berkisar antara 8-12 ekor, dengan rata-rata tiga kali kelahiran per tahun, sehingga sangat potensial untuk dikembangbiakkan. Namun demikian, pada kenyataannya produktivitas ternak babi belum optimal yang antara lain ditandai dengan tingginya angka kematian anak babi neonatus dan rendahnya bobot lahir anak babi dan laju pertumbuhan sampai lepas sapih. Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kondisi uterus induk selama masa kebuntingan adalah ketersediaan hormon-hormon kebuntingan, terutama progesteron dan estradiol sebagai hormon kunci pengatur kebuntingan. Sekresi endogen hormon-hormon kebuntingan (estradiol dan progesteron) dapat ditingkatkan melalui peningkatan jumlah kelenjar penghasil atau melalui peningkatan aktivitas sintetik kelenjar yang ada. Perbaikan sekresi endogen hormon kebuntingan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dengan melakukan penyuntikan pregnant mare serum gonadotrophin (PMSG) dan human chorionic gonadotrophin (hCG). Suatu rangkaian empat tahap penelitian telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan untuk menghasilkan anak babi yang sehat dan unggul. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui efek penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada induk pada performa kebuntingan, kelahiran dan laktasi. Ternak yang digunakan adalah babi dara umur 6 bulan keturunan Landrace sebanyak 30 ekor dengan bobot tubuh berkisar 95 – 105 kg dan anak-anak yang dihasilkannya. Hormon yang digunakan adalah PMSG dan hCG sebelum pengawinan dengan dosis 600 IU pada 15 ekor calon induk dan sisanya disuntik NaCl fisiologis 0.90%. Penyeragaman birahi dilakukan dengan menyuntikkan prostaglandin (PGF2α). Parameter yang diukur adalah konsentrasi hormon estradiol dan progesteron, bobot badan induk bunting pada hari ketika dikawinkan dan pada umur kebuntingan 110 hari, pertambahan bobot badan induk bunting, interval kelahiran dan konsentrasi immunoglobulin G (IgG) kolostrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikkan PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada induk sebelum pengawinan dapat memperbaiki performa kebuntingan, kelahiran dan laktasi, dilihat dari peningkatan konsentrasi hormon estradiol (P<0.05) dan progesteron (P>0.05), peningkatan pertambahan bobot badan induk selama kebuntingan (P<0.05), interval kelahiran yang lebih cepat (P<0.05), dan peningkatan konsentrasi imunoglobulin G kolostrum. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengkaji performa neonatus anak babi yang induknya disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan. Pada tahap kedua ini digunakan anak babi dari penelitian tahap satu untuk dilakukan penimbangan bobot badan, pengukuran dimensi tubuh (panjang badan, tinggi tungkai depan, dan tinggi tungkai belakang), penghitungan jumlah anak yang lahir hidup, lahir mati, penghitungan pulsus dan napas, pengukuran suhu tubuh, serta pengamatan lama waktu dari saat lahir sampai berdiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan melahirkan anak dengan proses kelahiran yang lebih cepat dengan daya hidup yang lebih tinggi. Anak babi yang dilahirkan oleh induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan mempunyai bobot lahir yang lebih optimum yang disertai dengan panjang badan, tinggi tungkai depan, dan tinggi tungkai belakang yang lebih besar dan homogen dalam satu induk. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada induk pada pertumbuhan, gambaran hematologi, dan bobot organ dalam tubuh anak babi. Penelitian tahap ketiga menggunakan 72 ekor anak babi dari penelitian tahap pertama untuk diamati pertumbuhannya. Bobot badan dan dimensi tubuh (panjang badan, tinggi tungkai depan, dan tinggi tungkai belakang) diukur pada anak babi umur 0, 7, 14, 21, dan 100 hari. Bobot organ dalam tubuh diukur pada anak babi yang dieutanasi pada umur 100 hari. Organ dalam tubuh yang ditimbang ialah jantung, hati, ginjal, paruparu, otak, dan usus. Rasio antara bobot organ dan bobot badan dihitung untuk mendapatkan bobot relatif organ terhadap bobot badan. Dilihat juga korelasi antara bobot badan dengan bobot organ dalam tubuh. Sampel darah juga diambil untuk pemeriksaan hematologi pada anak babi lepas sapih (umur 4 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan memiliki bobot badan, bobot organ, panjang badan, dan tinggi tungkai depan yang lebih besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bobot badan anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan berkorelasi positif dengan organ usus dan paru-paru sedangkan bobot badan anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik NaCl fisiologis hanya berkorelasi dengan organ usus. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan lebih sehat, dengan profil eritrosit dan trombosit yang stabil dan jumlah leukosit yang lebih rendah tetapi masih dalam kisaran normal. Disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan dapat memperbaiki performa pertumbuhan anak. Penelitian tahap keempat bertujuan untuk mengetahui efek penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada respons tanggap kebal anak babi. Penelitian tahap keempat menggunakan 40 ekor anak babi dari penelitian tahap pertama untuk diamati kemampuan tanggap kebal anak babi. Bobot badan anak babi ditimbang sebelum divaksin dan 4 minggu setelah divaksin. Sampel darah juga diambil untuk menentukan konsentrasi hormon kortisol, imunoglobulin G, total protein, albumin, globulin serta rasio antara albumin dan globulin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan lebih sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi hormon kortisol yang lebih rendah serta peningkatan konsentrasi IgG, total protein, albumin, globulin, dan rasio antara albumin dan globulin. Disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak babi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcPigid
dc.subject.ddc2016id
dc.titlePenggunaan PMSG dan hCG pada Induk Sebelum Pengawinan untuk Menghasilkan Anak Babi yang Lebih Sehat dan Unggulid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBabi unggulid
dc.subject.keywordkondisi neonatusid
dc.subject.keywordperforma indukid
dc.subject.keywordperforma pertumbuhanid
dc.subject.keywordPMSG-hCGid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record