dc.description.abstract | Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang
sedang berkembang di Jawa Barat. Wisatawan harus mendapatkan jaminan
higienitas makanan yang dikonsumsi maupun oleh-oleh yang dibelinya. Penelitian
dilakukan di Kuningan pada Mei-Juli 2015, bertujuan untuk mempelajari
pengetahuan wisatawan tentang higiene, sikap wisatawan dalam pemilihan tempat
makan, persepsi wisatawan terhadap kuliner khas Kuningan, higienitas di
produsen oleh-oleh khas yang belum memiliki nomor P-IRT (non P-IRT).
Responden wisatawan dipilih secara acak sebanyak 100 orang yang diminta untuk
mengisi kuisioner, sedangkan responden para penyedia kuliner (produsen non PIRT
dan rumah makan) dipilih berdasarkan dokumentasi dari Dinas Pariwisata
dan Dinas Perdagangan.
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Fokus penelitian
adalah : a) pengetahuan wisatawan terhadap higiene, b) sikap wisatawan dalam
pemilihan tempat makan, c) persepsi wisatawan terhadap kuliner khas Kuningan,
d) higienitas rumah makan, e) higienitas produsen kuliner khas Kuningan yang
belum memiliki nomor P-IRT (non P-IRT), f) higienitas rumah makan, g)
pengembangan wisata kuliner Kuningan dan h) usulan program. Data responden
yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data responden
dianalisis secara Likert dan dideskripsikan secara kualitatif, beberapa dianalisis
statistik (Chi-square dan Kruskall wallis) dan selanjutnya dilakukan analisis
SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan telah memiliki pengetahuan
yang baik tentang higiene serta menerapkannya dalam pemilihan tempat makan.
Kuliner khas Kuningan umumnya dinilai unik, langka, citra rasanya enak,
memiliki fungsi sosial, akses untuk mendapatkannya mudah dan bukan
merupakan kuliner musiman. Keterampilan membuat kuliner diperoleh produsen
secara temurun dan terkonsentrasi di kampung/desa tertentu namun masih dalam
kondisi yang kurang dalam hal higiene. Kendala produsen kuliner non P-IRT
dalam implementasi aspek higiene adalah kurangnya modal sehingga sarana dan
kegiatan yang dilakukan masih banyak yang negatif bagi higiene. Beberapa faktor
negatif bagi higiene adalah lingkungan, bangunan, fasilitas kebersihan, peralatan
kebersihan, pengendalian hama, ruang produksi, cara membungkus, dan personal
higiene. Higienitas rumah makan yang terdapat di Kuningan sudah memiliki
beberapa faktor positif terhadap higiene. Hasil analisis SWOT menunjukkan
diperlukannya upaya pemberdayaan oleh pemerintah dan peningkatan nilai
investasi dalam pengembangan ekowisata kuliner di Kuningan. Penelitian ini
diharapkan dapat berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan
ekowisata kuliner yang higiene serta membangun kampung wisata kuliner sebagai
ikon wisata kuliner di kabupaten Kuningan. | id |