Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti, Anna
dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorSari, Dewi Mulia
dc.date.accessioned2017-08-07T07:02:06Z
dc.date.available2017-08-07T07:02:06Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87687
dc.description.abstractIndonesia merupakan penghasil biji kakao terbesar di Asia dan ketiga di dunia. Sebagian besar produksi bii kakao di Indonesia berasal dari perkebunan kakao rakyat. Salah satu sentra perkebunan kakao rakyat di Indonesia adalah Provinsi Lampung. Sayangnya, produktivitas perkebunan kakao rakyat masih rendah. Hal tersebut disebabkan terutama oleh faktor cuaca, hama penyakit tanaman serta berbagai faktor yang menunjukkan adanya ketidakefisienan penggunaan input-input produksi. Keadaan ini pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan dan kesejahteraan petani kakao. Pemerintah provinsi memiliki beberapa upaya sebagai solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu caranya dengan melakukan rehabilitasi tanaman dengan metode sambung-samping. Metode ini dianggap mudah dilakukan dan lebih murah biayanya. Dengan demikian, diharapkan kegiatan usahatani dapat menjadi lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhi produksi kakao, 2) menganalisis tingkat efisiensi teknis perkebunan kakao rakyat rehabilitasi dan non-rehabilitasi beserta faktor-faktor yang memengaruhinya, (3) menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan ekonomi perkebunan kakao rakyat rehabilitasi dan non-rehabilitasi serta 4) menganalisis pendapatan usahatani perkebunan kakao rakyat rehabilitasi dan non-rehabilitasi di Provinsi Lampung. Data yang digunakan di dalam penelitian adalah data primer yang terdiri dari dua kelompok sampel. Kelompok sampel pertama terdiri dari petani-petani yang memiliki perkebunan kakao rakyat yang direhabilitasi dengan metode sambung-samping dan kelompok sampel kedua terdiri dari petani-petani yang memiliki perkebunan kakao rakyat non-rehabilitasi dengan metode apapun di Provinsi Lampung. Jumlah observasi seluruhnya yaitu sebanyak 64 responden. Terdapat tiga buah alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Stochastic Frontier Analysis digunakan sebagai alat untuk menduga parameter fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier dan parameter fungsi inefisiensi teknis secara simultan. Analisis dual frontier digunakan untuk mengestimasi efisiensi alokatif dan ekonomi. Analisis NFI (Net Farm Income) dan RC ratio digunakan untuk mengestimasi pendapatan usahatani petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan jumlah produksi biji kakao yaitu luas lahan (X1), pupuk kimia (X2), TKDK (X5) dan TKLK (X6). Adapun faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata adalah insektisida (X3) dan fungisida (X4). TKDK menjadi faktor produksi yang paling responsif dengan koefisien sebesar 0.52. Perkebunan kakao rakyat di Provinsi Lampung secara keseluruhan sudah efisien secara teknis dengan tingkat efisiensi teknis rata-rata 0.82. Tingkat efisiensi teknis pada perkebunan kakao rakyat rehabilitasi lebih tinggi daripada non-rehabilitasi (0.92 > 0.73). Terdapat empat faktor yang memengaruhi tingkat efisiensi teknis secara signifikan. Yaitu, umur petani (Z1), jumlah tanggungan keluarga (Z4), keanggotaan kelompok tani (Z6) dan penerapan metode sambungsamping (Z7). Perkebunan kakao rakyat baik yang direhabilitasi maupun non-rehabilitasi belum mencapai tingkat yang efisien secara alokatif dan ekonomis. Tingkat efisiensi alokatif antara perkebunan kakao rakyat rehabilitasi dan non-rehabilitasi tidak berbeda nyata karena berada pada tingkat yang sama yaitu 0.15. Akan tetapi, tingkat efisiensi ekonomis antara perkebunan kakao rakyat rehabilitasi dan non-rehabilitasi berbeda secara nyata dengan nilai rata-rata masing-masing 0.14 dan 0.11. Pada tingkat efisiensi produksi tersebut, pendapatan usahatani pada perkebunan kakao rakyat rehabilitasi terbukti lebih tinggi dibandingkan nonrehabilitasi dengan RC ratio berturut-turut yaitu 2.25 dan 1.50. Telah terbukti bahwa penerapan metode sambung-samping pada kegiatan rehabilitasi tanaman kakao dapat memberikan tingkat efisiensi teknis yang tinggi. Sehingga, metode tersebut dapat direkomendasikan untuk usaha peningkatan produktivitas kakao di Provinsi Lampung. Namun, tingkat efisiensi ekonomis yang rendah sebagai hasil dari penerapan metode ini menandakan bahwa kegiatan rehabilitasi tersebut belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Tingkat efisiensi ekonomis yang rendah tersebut lebih disebabkan rendahnya tingkat efisiensi alokatif. Rendahnya tingkat efisiensi alokatif dapat diatasi dengan kebijakan harga input. Kebijakan harga input dapat memberikan insentif bagi petani untuk dapat meningkatkan penggunaan inputnya secara proporsional. Di sisi lain, hendaknya instansi terkait baik pemerintah maupun swasta dapat mempercepat tujuan program rehabilitasi tanaman kakao dengan penyediaan faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan metode yang digunakan misalnya seperti pengadaan entrees varietas kakao unggul, subsidi pupuk kimia dan pestisida kakao.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcPringsewu-Lampungid
dc.titleEfisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Kakao Rakyat di Provinsi Lampungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordefisiensiid
dc.subject.keywordkakaoid
dc.subject.keywordPendapatan Usahataniid
dc.subject.keywordproduksiid
dc.subject.keywordStochastic Frontierid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record