Show simple item record

dc.contributor.authorBaharuddin
dc.date.accessioned2010-04-27T06:06:04Z
dc.date.available2010-04-27T06:06:04Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/8749
dc.description.abstractPertumbuhan penduduk, eksploitasi yang berlebihan dan adanya ketidakadilan dalam akses terhadap sumberdaya alam telah menjadi penyebab terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam, seperti kerusakan hutan yang semakin meluas dengan laju kerusakan 20.000 ha/tahun dan telah menyebabkan lahan kritis di NTB mencapai 161.193 ha. Rusaknya sumberdaya hutan telah berakibat pada hilangnya sumber mata air sebanyak 440 titik dari 702 titik selama 15 tahun terakhir. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka beberapa tahun ke depan Pulau Lombok akan mengalami krisis air. Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu kawasan konservasi dan potensi pembangunan Provinsi NTB yang ditetapkan dengan tujuan utama mempertahankan fungsi hidrologi dan iklim mikro Pulau Lombok, mempertahankan sumber plasma nutfah, habitat berbagai jenis flora dan fauna yang beberapa diantaranya endemik. TNGR mempunyai peranan vital bagi sistem ekologis Pulau Lombok mengingat Pulau Lombok termasuk kategori pulau kecil (5656 km2) yang dihuni ± 3 juta jiwa, 600.000 jiwa diantaranya tinggal disekitar Gunung Rinjani. Untuk mengurangi dampak negatif dari interaksi tersebut, maka perlu kajian-kajian yang menyeluruh tentang interaksi masyarakat dengan kawasan hutan dan tetap memperhatikan peningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah pendekatan kualitatif dengan didukung oleh pengumpulan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi selanjutnya diinterpretasikan. Data kualitatif diolah dan dianalisis dengan tahapan melakukan verifikasi data, penggolongan, penyederhanaan, penelurusan dan pengaitan antar tema dan disajikan secara deskriptif sesuai dengan tema pembahasan guna mendukung dalam penarikan kesimpulan atau penentuan rekomendasi tindak lanjut. Hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pola pemanfaatan lahan kawasan konservasi dalam bentuk pertanian intensif untuk tanaman pangan dan dalam bentuk kebun tanaman tahunan. Pola pemanfaatan hasil hutan dilakukan secara musiman, tergantung keberadaan sumberdaya dalam hutan. Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya dalam kawasan taman nasional sangat tinggi hal ini ditunjukkan dengan tingginya kontribusi pendapatan dari kawasan taman nasional terhadap pendapatan total mencapai 54,5%. Interaksi masyarakat dengan kawasan TNGR yang menonjol adalah pengambilan kayu bakar dan kayu bangunan, pengembalaan ternak dalam kawasan dan perambahan hutan untuk pertanian. Tekanan ini sebagai dampak dari tuntutan kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu masyarakat memiliki pengetahuan dan norma- norma sosial dalam berinteraksi dengan kawasan yang bernilai positif untuk dikembangkan dan diakomodasi dalam pengelolaan kawasan TNGR antara lain pengetahuan memproduksi madu.id
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subjecttaman nasionalid
dc.subjectinteraksiid
dc.subjectmasyarakat sekitar hutanid
dc.subjectsumberdaya hutanid
dc.titleKajian interaksi masyarakat desa sekitar taman nasional gunung rinjani provinsi nusa tenggara barat (studi kasus di desa pengadangan, desa loloan dan desa sembalun lawang)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record