Show simple item record

dc.contributor.advisorSinaga, Meity Suradji
dc.contributor.advisorTondok, Efi Toding
dc.contributor.authorJuariyah, Siti
dc.date.accessioned2017-06-20T03:56:20Z
dc.date.available2017-06-20T03:56:20Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87341
dc.description.abstractPenyakit layu fusarium pada tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh F. oysporum f.sp. elaeidis (Foe) merupakan salah satu penyakit penting pada kelapa sawit di berbagai negara produsen kelapa sawit. Di Indonesia, Foe termasuk Organisme Pengganggu Tanaman Karantina Golongan A1 (OPT KA1) atau belum pernah dilaporkan ada di Indonesia. Hasil penelitian terbaru menunjukkan Fusarium spp. berasosiasi dengan berbagai gejala pada kelapa sawit, salah satunya F. oxysporum. Meskipun belum ada laporan yang relevan tentang kehilangan hasil kelapa sawit yang disebabkan oleh penyakit fusarium, eksplorasi agens biokontrol sebagai upaya mencari pengendalian berbasis biokontrol untuk mengantisipasi adanya introduksi patogen tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui forma specialis F. oxysporum asal bibit kelapa sawit berdasarkan karakter morfologi dan teknik molekuler, serta memperoleh cendawan agens biokontrol yang efektif dalam mengendalikan F. oxysporum pada bibit kelapa sawit in vitro dan in planta. Identifikasi morfologi tiga isolat cendawan F. oxysporum dilakukan pada media PDA dan BLA, identifikasi karakter molekuler dengan teknik PCR dan sikuensing menggunakan primer EF 1 5' -A TGGGT AAGGA(A/G) GACAAGAC-3’ dan EF 2 reverse 5'GGA(G/A)GTACCAGT(G/C)ATCATGTT- 3'. Pengujian cendawan rizosfer calon agens biokontrol dilakukan dengan uji patogenisitas pada tiga benih uji (kacang tanah, mentimun dan cabai). Cendawan yang dinyatakan berpotensi sebagai agens biokontrol selanjutnya diuji kemampuan antagonisme untuk mengetahui potensi dan mekanisme biokontrolnya. Isolat cendawan rizosfer yang berpotensi sebagai agens biokontrol dan empat isolat agens biokontrol koleksi Lab. Mikologi, IPB diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi pada media PDA dan WA. Uji antagonisme agens biokontrol dilakukan dengan uji kultur ganda dan pembentukan senyawa volatil in vitro. Pengujian keefektifan tujuh agens biokontrol terhadap tiga isolat F. oxysporum patogenik pada kelapa sawit dilakukan di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB. Berdasarkan karakter morfologi ketiga isolat cendawan patogen diidentifikasi sebagai F. oxysporum. Hasil analisis kekerabatan melalui konstruksi pohon filogenetik menunjukkan F. oxysporum isolat Cikabayan B memiliki kedekatan dengan F. oxysporum f.sp. elaeidis NRLL 22543 asal Suriname. Sementara F. oxysporum isolat Cikabayan A dan isolat Papua tidak berkerabat dekat dengan F. oxysporum f.sp. elaeidis NRLL 22543 asal Suriname, akan tetapi tetap menjadi satu clade monofilotik dengan F. oxysporum f.sp. elaeidis NRLL 22543 asal Suriname. Ketiga isolat F. oxysporum asal bibit kelapa sawit juga memiliki homologi yang tinggi dengan F. oxysporum f.sp. elaeidis NRLL 22543 asal Suriname kecuali isolat Papua. Analisis pairwise distance dengan F. oxysporum f.sp. elaeidis NRLL 22543 asal Suriname menunjukkan bahwa F. oxysporum isolat Cikabayan B, Cikabayan A, dan Papua memiliki jarak genetik 2 yang bervariasi, berturut-turut adalah 0.004, 0.006, dan 0.042. Inokulasi buatan ketiga isolat F. oxysporum pada bibit kelapa sawit in planta menunjukkan bahwa ketiga isolat tersebut bersifat patogenik terhadap bibit kelapa sawit. Hasil uji patogenisitas beberapa cendawan rizosfer di peroleh tiga isolat cendawan rizosfer yang berpotensi sebagai agens biokontrol dan empat isolat agens biokontrol koleksi Laboratorium Mikologi Tumbuhan. Berdasarkan hasil identifikasi morfologi tujuh isolat agens biokontrol, empat isolat termasuk dalam genus Trichoderma, yaitu T. harzianum isolat Gadingrejo 1, T. harzianum isolat Gadingrejo 2, dan T. harzianum isolat Jambi; T. virens isolat Jambi; dan T. inhamatum isolat Jambi, sedangkan dua isolat lainya adalah Gliocladium fimbriatum isolat KLMT 1 dan G. fimbriatum isolat KLMT 2. Hasil uji antagonisme menujukkan tujuh isolat agens biokontrol dapat menghambat pertumbuhan tiga isolat F. oxysporumin vitro. Persentase penghambatan tertinggi pada uji kultur ganda terjadi pada ketiga isolat F. oxysporum yang diberi perlakuan G. fimbriatum isolat KLMT 1 dan isolat KLMT 2. Hasil uji pembentukan senyawa volatil menunjukkan rerata persentase penghambatan relatif agens biokontrol lebih rendah dibandingkan dengan persentase penghambatan pada uji kultur ganda. Persentase penghambatan paling tinggi pada ketiga isolat F. oxysporum terjadi pada isolat T. harzianum isolat Gadingrejo 2. Pengujian keefektifan agens biokontrol terhadap F. oxysporum pada kelapa sawit in planta menunjukkan bahwa, agens biokontrol dapat menghambat nekrotik akar. Penghambatan nekrotik akar paling tinggi terjadi pada F. oxysporum isolat Papua. Perlakuan agens biokontrol T. virens isolat Jambi secara konsisten memiliki persentase penghambatan tinggi pada ketiga isolat F. oxysporum. Selain efektif menghambat nekrotik akar, agens biokontrol juga efektif menghambat perkembangan nekrotik ke bonggol bibit kelapa sawit. Aplikasi agens biokontrol belum terlihat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun, serta bobot basah dan bobot kering tanaman pada akhir pengamatan (empat bulan setelah perlakuan). Populasi agens biokontrol pada media tanam menunjukkan perubahan yang bervariasi. Pada bulan pertama pengamatan pada umumnya populasi agens biokontrol meningkat, meskipun pada beberapa isolat peningkatan populasi tersebut sangat sedikit. Sebagian isolat menunjukkan peningkatan populasi pada akhir pengamatan, tetapi sebagian menunjukkan penurunan. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi baru tentang cendawan F. oxysporum pada rizosfer kelapa sawit di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor di daerah Cikabayan dan F. oxysporum isolat Papua koleksi Laboratorium Mikologi; hasil identifikasi F. oxysprum berdasarkan karakter morfologi dan molekuler dapat dijadikan dasar bagi tindakan karantina terhadap bahan perbanyakan tanaman kelapa sawit impor; serta memberikan informasi baru tentang adanya cendawan agens biokontrol yang dapat mengendalikan F. oxysporum baik in vitro maupun in planta di rumah kaca.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPhytopathologyid
dc.subject.ddcPlant Phytopathologyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleIdentifikasi Forma Specialis Fusarium oxysporum Asal Bibit Kelapa Sawit dan Seleksi Agens Biokontrolid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFusarium oxysporum f.sp. nekrotik akarid
dc.subject.keywordelaeidisid
dc.subject.keywordtranslation elongation factor -1αid
dc.subject.keywordsenyawa volatilid
dc.subject.keywordTrichoderma inhamatumid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record