dc.description.abstract | Cucumber mosaic virus strain Soybean (CMV-S) merupakan virus yang
dominan pada kedelai di Indonesia. Infeksi CMV-S menyebabkan kehilangan
hasil produksi kedelai yang signifikan. Bakteri endofit dan plant growth
promoting rhizobacteria (PGPR) diketahui berperan sebagai agens hayati patogen
dan penginduksi pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah menguji
keefektivan filtrat bakteri endofit dan PGPR untuk menekan infeksi CMV-S pada
kedelai. Berdasarkan penghambatan lesio lokal nekrotik pada tanaman indikator,
filtrat bakteri yaitu E1, E3, P5, dan P7 dipilih diantara 11 isolat untuk diuji
keefektivannya terhadap infeksi CMV-S di rumah kaca. Filtrat bakteri diberikan
dengan cara perendaman benih (B), penyemprotan daun (S), dan gabungan kedua
perlakuan (BS). Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL),
setiap perlakuan terdiri atas 10 tanaman sebagai ulangan. Parameter yang diamati
adalah parameter penyakit dan parameter agronomi. Efikasi filtrat bakteri
menunjukkan bahwa perlakuan filtrat bakteri mampu memperpanjang periode
inkubasi secara signifikan, meningkatkan aktivitas enzim peroksidase tergantung
perlakuan, menurunkan titer CMV-S, mereduksi insidensi dan keparahan penyakit
dibandingkan dengan tanaman kontrol tanpa perlakuan. Tingkat hambatan relatif
keparahan penyakit dan titer virus pada perlakuan filtrat bakteri berkisar dari
27.27% sampai 54.54% dan 9.40% sampai 46.60%. Secara umum tanaman yang
diberi perlakuan filtrat bakteri menunjukkan parameter agronomi yang nyata lebih
baik dibandingkan dengan tanaman kontrol tanpa perlakuan. Perlakuan P7B dan
E1BS menunjukkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan
lainnya dalam menekan infeksi CMV-S dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. | id |