| dc.description.abstract | Kerentanan merupakan kecenderungan suatu sistem untuk mengalami
dampak negatif. Tingkat kerentanan wilayah dapat menunjukkan kecenderungan
untuk mengalami dampak negatif terhadap suatu kejadian iklim ekstrim misalnya
kekeringan. Kejadian kekeringan merupakan salah satu masalah yang dihadapi
kawasan Agropolitan Kabupaten Malang yang menjadi fokus penelitian ini.
Mempertimbangkan potensi dampak kekeringan yang terjadi di kawasan
Agropolitan Malang, selanjutnya dikembangkan indikator-indikator tingkat
kerentanan berdasarkan aspek sosial ekonomi dalam kawasan agropolitan, yaitu:
pertanian, pariwisata, ekonomi, dan industri, serta memperhatikan ketersediaan
dan distribusi sumber daya air dengan menggunakan data sosial ekonomi
bersumber dari Data PODES (Potensi Desa) wilayah tersebut. Indikator-indikator
tersebut selanjutnya dianalisis untuk menentukan tingkat kerentanan wilayah.
Literature review juga dilakukan untuk melengkapi informasi mengenai dampak
kekeringan di kawasan Agropolitan Malang seperti kekurangan air bersih, gagal
panen, perubahan pola tanam dan kekeringan lahan pertanian. Hasil penelitian
menunjukkan, tingkat kerentanan tinggi atau sangat tinggi terjadi pada wilayahwilayah
antara lain kecamatan Singosari, Pujon, Bululawang, Tajinan,
Sumbermanjing Wetan, dan Poncokusumo. Wilayah yang memiliki indeks
kerentanan tinggi atau sangat tinggi tersebut umumnya terletak di wilayah dengan
topografi yang memiliki kemiringan lereng curam dan kondisi sosial ekonomi
masyarakatnya yang cenderung rendah. Informasi tersebut bermanfaat untuk
memberikan arahan prioritas lokasi untuk implementasi strategi adaptasi untuk
mengurangi dampak kekeringan di wilayah Agropolitan Kabupaten Malang. | id |