La Niña Modoki Dan Dampaknya Terhadap Keragaman Curah Hujan Di Indonesia
Abstract
La Niña diindikasikan dengan adanya pendinginan yang terjadi di Pasifik ekuator bagian tengah dan timur. Sedangkan La Niña Modoki diindikasikan dengan adanya pendinginan di Pasifik ekuator bagian tengah sekaligus pemanasan di Pasifik ekuator bagian barat dan timur. Kedua kejadian ini mempengaruhi keragaman curah hujan di beberapa wilayah diantaranya Indonesia dan Amerika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari dua kejadian ini terhadap keragaman curah hujan Indonesia. Hasil menunjukan bahwa indeks Nino 3.4 berkorelasi negatif kuat (r = -0.95) dengan curah hujan Indonesia. Saat La Niña anomali positif curah hujan mencapai 200 mm/bulan sebagian besar wilayah Indonesia pada setiap musim (MAM, JJA dan SON), kecuali saat DJF ada sebagian Pulau Sumatera, Kalimantan dan Indonesia Timur memiliki anomali negatif. Sementara saat La Niña Modoki anomali positif curah hujan hanya mencapai 50 mm/bulan di sebagian pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Indonesia Timur saat musim DJF dan mencapai 175 mm/bulan terjadi hanya di pulau Jawa saat musim MAM. SST mengalami pendinginan kuat di Pasifik Tengah dan Timur ekuator mencapai -1.5°C pada DJF, JJA dan SON saat La Niña. Sedangkan La Niña Modoki pemanasan SST terjadi di Pasifik barat dan timur ekuator mencapai 0.75°C dan pendinginan di Pasifik tengah ekuator mencapai -0.75°C saat DJF, MAM, dan JJA. Sirkulasi Walker saat La Niña Modoki pada musim DJF dan MAM, menunjukan adanya konvergensi kuat terjadi di Pasifik Timur dan konvergensi lemah di Pasifik Barat termasuk Indonesia.