dc.description.abstract | Aileu merupakan salah satu District di Timor Leste di mana sumber daya
alam memberikan kemungkinan yang tinggi untuk pengembangan lahan sawah.
Namun dalam prakteknya, terdapat banyak kendala yang berkaitan dengan tidak
tersedianya informasi mengenai potensi sumberdaya lahan yang dapat
dikembangkan menjadi lahan sawah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah
untuk membangun sebuah model perencanaan penggunaan lahan sawah untuk
meningkatkan ketahanan pangan. Untuk mencapai tujuan utama ini, tujuan khusus
dari penelitian ini adalah untuk: (1) mendelineasi penggunaan lahan/tutupan lahan
aktual serta lahan sawah untuk kabupaten Aileu, (2) memodelkan kesesuaian
lahan untuk sawah menggunakan evaluasi multi-kriteria, (3) menghitung
ketersediaan pangan, (4) merencanakan pengembangan penggunaan lahan untuk
lahan sawah.
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yang
digunakan berupa pengambilan titik sampel (survey lapangan) untuk setiap jenis
penggunaan lahan dan wawancara menggunakan panduan kuesioner terhadap 10
responden; stakeholder dipilih berdasarkan keahlian mereka. Data sekunder terdiri
dari data spasial, data tabular, telaahan pustaka. Data spasial yang digunakan
adalah citra Landsat 8, peta administrasi Aileu, peta penggunaan lahan, peta curah
hujan tahunan, peta jenis tanah, peta topografi dan peta infrastruktur. Tabel data
yang digunakan adalah data hasil analisis tanah dan data statistik. Peralatan yang
digunakan adalah Global Positioning System (GPS), ArcGIS 10.1, dan Microsoft
Excel.
Analisis sebaran lahan sawah dilakukan dengan menginterpretasi citra
Landsat 8. Analisis untuk kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan
metode overlay dan evaluasi multi-kriteria (metode tertimbang). Hasil
pembobotan antara faktor fisik, faktor ekonomi, dan faktor teknik diperoleh
dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Perhitungan ketahanan pangan
dilakukan dengan menggunakan proyeksi analisis luas sawah. Analisis
perencanaan prioritas untuk pengembangan sawah dilakukan secara spasial
menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan
mengintegrasikan penggunaan lahan dan kesesuaian lahan untuk sawah.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan lahan di Aileu district
diklasifikasikan menjadi 6 jenis penggunaan lahan, yang didominasi oleh hutan
sebesar 65 % dari total luas Aileu district. Penggunaan lahan yang dikategorikan
sebagai lahan yang tersedia untuk pengembangan lahan sawah terdiri dari hutan
dataran rendah dengan kondisi kering, dan daerah dataran rendah sebagai akibat
dari peladangan berpindah. Sedangkan sawah yang teridentifikasi seluas 861 ha
atau 1.19 %, terdiri dari sawah irigasi dan sawah tadah hujan yang terletak di
Kecamatan Aileu Vila dan Remexio, dan pada umumya didominasi oleh sawah
irigasi. Kesesuaian lahan yang tersedia untuk pengembangan sawah adalah 65 861
ha, dan masing-masing dibagi dalam tiga kategori kesesuaian (S1, S2, S3).
Kebutuhan lahan sawah di Aileu district diproyeksikan meningkat dari
1 063 ha pada tahun 2010 menjadi 1 238 ha pada tahun 2020. Pada tahun 2010
sampai dengan 2015, Aileu district belum mencapai swasembada beras.
Sementara itu, sawah yang ada pada tahun 2016 adalah 861 ha, karena itu perlu
kebutuhan lahan tambahan dari potensi lahan perencanaan prioritas (P1 dan P2)
hingga tahun 2020. Strategi yang perlu diterapkan dalam pengembangan lahan
sawah adalah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Langkah
konkrit yang bisa dilakukan adalah upaya intensifikasi dan ekstensifikasi lahan
sawah untuk meningkatkan produksi padi agar memenuhi permintaan beras
dengan memanfaatkan potensi sumber daya lahan yang tersedia dan sesuai serta
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan mendominasi teknologi
untuk meningkatkan kapasitas produksi makanan untuk memenuhi permintaan
domestik.
Peningkatan jumlah penduduk di kabupaten Aileu dengan persentase
pertumbuhan 1.81 % sampai tahun 2020 akan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap ketersediaan beras. Pemerintah daerah harus mulai melakukan
perencanaan pemanfaatan lahan yang tersedia untuk lahan sawah secara optimal
dengan intensifikasi dan extensifikasi pertanian, agar hasil produksi padi dapat
mengurangi jumlah permintaan beras di tingkat nasional serta dalam jangka
panjang Aileu dapat mencapai ketahanan pangan regional. | id |