Show simple item record

dc.contributor.advisorBatubara, Irmanida
dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.authorTillah, Mardho
dc.date.accessioned2017-05-23T02:46:10Z
dc.date.available2017-05-23T02:46:10Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85447
dc.description.abstractPatogen manusia yang paling umum berkolonisasi pada sepertiga orang yang sehat di seluruh dunia adalah Staphylococcus aureus, dan salah satu bahan yang diduga mampu mengatasi patogen tersebut adalah resin. Resin telah digunakan dalam obat rakyat selama ribuan tahun untuk mengobati penyakit. Aktivitas antimikrob dari resin alami dapat dikaitkan dengan berbagai senyawa organik yang terkandung di dalamnya seperti senyawa-senyawa diterpenoid dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi aktivitas antibakteri dan antioksidan terpentin dan ekstrak resin dari Pinus merkusii, P. oocarpa, P. insularis, dan Agatis loranthifolia. Resin dipisahkan melalui proses distilasi untuk mendapatkan terpentin dan residu diekstraksi menggunakan n-heksana, etil asetat (EtOAc), dan metanol (MeOH). Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode DPPH (1,1difenil-2-pikril hidrazil). Aktivitas antibakteri resin dan terpentin dari sampel ditentukan dengan metode difusi cakram terhadap S. aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen hasil ekstraksi resin mulai dari 8.44% hingga 95.56%. Aktivitas antioksidan mengungkapkan bahwa terpentin dan ekstrak n-heksana resin P. merkusii, n-heksana resin P. insularis, n-heksana resin P. oocarpa, dan A. loranthifolia tidak memiliki aktivitas antioksidan. Akan tetapi hasil autobiografinya menunjukkan bahwa senyawa ekstrak n-heksana resin P. merkusii, n-heksana resin P. insularis, n-heksana resin P.oocarpa pada Rf 0.9, 0.7, dan 0.6 terindikasi memiliki aktivitas antioksidan. Semua terpentin dan ekstrak resin tidak bisa menghambat pertumbuhan E. coli tapi dapat menghambat pertumbuhan S. aureus. Hanya ekstrak n-heksana ketiga jenis pinus yang memiliki aktivitas antibakteri S. aureus. Ekstrak n-heksana resin P. oocarpa adalah yang paling ampuh sebagai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dengan nilai konsentrasi hambat minimum sebesar 500 μg/mL. Spot yang memiliki potensi sebagai antibakteri ditentukan dengan metode bioautografi. Spot yang paling potensial dipisahkan dengan metode kromatografi kolom silika gel. Diperoleh 11 fraksi (F1–F11), dan dari uji bioautografi ekstrak diketahui bahwa spot teraktif berada pada F1. Selanjutnya F1 dilanjutkan pemisahannya dengan metode kromatografi kolom lapis tipis preparatif dan kromatografi kolom Sephadex. Diperoleh 3 fraksi (F1.1.1–F1.1.3) dari pemisahan dengan kolom Sephadex. F1.1.2 merupakan fraksi dengan bobot tertinggi, yaitu 0.0160 g (rendemen 16%). Selanjutnya pada F1.1.2 dilakukan perhitungan nilai konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimum. Diperoleh nilai konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimum masing-masing 125 μg/mL dan 250 μg/mL. Pencirian fraksi F1.1.2 menggunakan spektrofotometer inframerah transformasi Fourier menunjukkan fraksi F1.1.2 diduga mengandung senyawa diterpenoid.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcChemistryid
dc.subject.ddcAssential Oilid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAktivitas Antibakteri Dan Antioksidan Oleoresin Pinus (Pinus Merkusii, P. Oocarpa, P. Insularis) Dan Resin Agatis (Agatis Loranthifolia).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantibakteriid
dc.subject.keywordantioksidanid
dc.subject.keywordresinid
dc.subject.keywordterpentinid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record