Show simple item record

dc.contributor.advisorMustari, Abdul Haris
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorMansyur, Fadhilah Iqra
dc.date.accessioned2017-05-23T02:24:48Z
dc.date.available2017-05-23T02:24:48Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85421
dc.description.abstractTarsius (Tarsius spp.) adalah salah satu primata endemik Pulau Sulawesi yang juga tersebar di pulau-pulau sekitarnya. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 16 populasi tarsius tersebar di Sulawesi dan dapat digolongkan menjadi spesies berbeda namun, hanya 9 spesies yang telah teridentifikasi. Hutan Lambusango adalah salah satu lokasi penyebaran tarsius di Pulau Buton. Lokasi ini merupakan hutan hujan dataran rendah tropis dengan gangguan antropogenis yang cukup tinggi terutama berasal dari tambang-tambang yang berada di sekitar kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik habitat tarsius di Hutan Lambusango, (2) menganalisis hubungan antara komponen habitat dan keberadaan tarsius di Hutan Lambusango dengan menggunakan GIS, dan (3) menduga luas habitat yang dapat mendukung populasi tarsius di Hutan Lambusango dengan menggunakan GIS. Penelitian dilaksanakan di dalam Hutan Lambusango yang terdiri atas Cagar Alam Kakinauwe dan Suaka Margasatwa Lambusango. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2014. Data yang dikumpulkan antara lain adalah lokasi tidur tarsius, kondisi fisik habitat, kondisi vegetasi dan potensi pakan di setiap lokasi tidur. Setiap lokasi tidur yang ditemukan ditandai dengan menggunakan GPS. Pengumpulan data kondisi vegetasi menggunakan metode analisis vegetasi. Sedangkan untuk pengambilan data serangga dilakukan dengan metode perangkap cahaya (light trap) selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Analisis data dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk mengetahui bobot dari masing-masing variabel habitat sehingga dapat diketahui variabel habitat mana yang paling berpengaruh pada penyebaran tarsius. Hasil dari analisis PCA tersebut kemudian dianalisis secara spasial menggunakan GIS. Sebanyak 42 lokasi tidur tarsius teridentifikasi di Hutan Lambusango dan pada umumnya menempati wilayah perbatasan hutan. Jenis-jenis sarang yang teridentifikasi diantaranya adalah pohon Ficus spp., lubang-lubang batu, semak-semak yang dikelilingi liana, rumpun pandan, pohon tumbang yang diselimuti liana dan pohon wola (Vitex cofassus). Berdasarkan analisis PCA, terdapat total 7 variabel habitat yang memengaruhi kehadiran tarsius diantaranya adalah, nilai jarak dari batas hutan, jarak dari jalan, ketinggian, arah kelerengan, NDVI, FCD, dan keanekaragaman serangga. Luas Hutan Lambusango yang sesuai untuk habitat tarsius adalah 31 520 ha atau 82.96% yang terdiri dari 19.75% (24 017.70 ha) yang memiliki kelas kesesuaian sedang dan 63.21% (7 502.79 ha) yang berada pada kelas kesesuaian tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Ecologyid
dc.subject.ddcHabitatid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcPulau Botan, Sulawesi Tengahid
dc.titleModel Kesesuaian Habitat Tarsius (Tarsius Sp.) Di Hutan Lambusango Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHutan Lambusangoid
dc.subject.keywordkesesuaian habitatid
dc.subject.keywordtarsiusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record