Pemodelan Spasial Pada Kemenarikan Lahan Untuk Pembangunan Berkelanjutan Di Kota Surabaya
View/ Open
Date
2017Author
Priyanto, Dedi
Jaya, I Nengah Surati
Tarigan, Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemodelan spasial dan dinamis memiliki posisi yang sangat strategis pada
perencanaan wilayah. Penelitian ini menggambarkan pembangunan pemodelan
spasial pada kemenarikan lahan yang digabungkan dengan pemodelan dinamis
untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Surabaya. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengembangkan kemenarikan lahan hutan kota, bakau dan lain-lain
untuk pembangunan berkelanjutan, dengan tujuan spesifik untuk mengidentifikasi
bobot-bobot faktor pendorong yang mempengaruhi kemenarikan lahan
permukiman, industri dan komersial. Model kemenarikan lahan dibangun dari 15
faktor pendorong yang dipengaruhi fisik, ekonomi dan sosial. Analisis spasial
menggunakan the model goodness of fit untuk mengidentifikasi faktor pendorong
dengan ekspansi lahan permukiman, industri dan komersial. Ekspansi lahan dalam
kemenarikan lahan memberikan tekanan pada lahan khususnya hutan produksi dan
bakau sebagai sumber daya alam yang harus dilindungi.
Kemenarikan lahan merupakan lahan yang berpotensi untuk dikonversi
menjadi lahan lain karena lahan tersebut memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Tingginya nilai ekonomi di lahan dipengaruhi oleh faktor pendorong dan diperoleh
dengan menghitung keuntungan paling maksimal dan biaya transportasi yang
paling kecil. Faktor pendorong dikelompokan menjadi 4 sifat yaitu alamiah, biofisik,
kebijakan ekonomi dan social. Alamiah (fisik) merupakan faktor yang
bersumber dari kondisi alam dan dicerminkan oleh topografi dan sungai. Bio-fisik
merupakan faktor yang bersumber dari interaksi manusia dengan kondisi fisik, dan
dicerminkan oleh jaringan jalan, jaringan transportasi, pusat ekonomi dan
infrastruktur. Kebijakan ekonomi merukan faktor yang dibuat oleh manusia untuk
merencanakan lahan, itu dicerminkan oleh izin perumahan dan industri. Sosial
merupakan faktor yang bersumber dari interaksi manusia dengan manusia lainnya
sebagai makhluk sosial.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan membutuhkan
keseimbangan ekonomi, social dan lingkungan. Penelitian ini mempertimbangkan
ekonomi, sosial dan lingkungan yang dihitung melalui pendekatan model dinamis.
Tetangga terdekat dan jaringan jalan merupakan faktor pendorong yang
paling mempengaruhi permukiman dan industri di Kota Surabaya, sementara
tetangga terdekat dan stasiun bis merupakan faktor pendorong yang paling
mempengaruhi ekspansi komersil. Sementara itu model dinamis dari ekonomi,
penduduk dan tenaga kerja di Kota Surabaya menunjukan sebuah kondisi yang
berkelanjutan tetapi ketersediaan lahan permukiman, industri dan komersial
menunjukan sebuah kota yang padat. Pertumbuhan ekonomi stabil diatas 6%
sampai 2035 sementara tingkat pengangguran dibawah 6% dan penduduk mencapai
3,651,173 orang di tahun 2035.
Collections
- MT - Professional Master [887]