Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Penangkaran Cucak Rawa (Pycnonotus Zeylanicus Gmelin, 1789).
View/ Open
Date
2017Author
Lestari, Dini Ayu
Mas’ud, Burhanuddin
Hernowo, Jarwadi Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Burung cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) tergolong dalam famili
Pycnonotidae dan ordo Passeriformes yang marak diperdagangkan di Indonesia.
Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
populasinya di luar habitat alaminya adalah melalui penangkaran. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis manajemen penangkaran, menganalisis dan
mensintesis variabel penentu keberhasilan penangkaran, menentukan model
keberhasilan penangkaran, serta menganalisis tipologi penangkar cucak rawa yang
berhasil. Penelitian dilakukan pada sepuluh penangkaran yang berada di Kabupaten
Bogor dan Depok. Waktu pelaksanaan penelitian adalah Mei sampai dengan Juli
2015. Pengumpurlan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung,
pengukuran, dan wawancara terhadap pemilik dan animal keeper. Variabel penentu
keberhasilan penangkaran dianalisis dengan analisis komponen utama (Principle
Component Analysis). Analisis regresi komponen utama dengan metode stepwise
yang diolah dengan bantuan software SPSS (IBM SPSS Statistics 22) digunakan
untuk menganalisis model keberhasilan penangkaran cucak rawa.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen penangkaran yang telah
dilakukan antara lain manajemen kandang, pakan, kesehatan dan perawatan, serta
reproduksi. Manajemen yang telah dilakukan tersebut telah sesuai untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan perkembangbiakan cucak rawa di penangkaran. Variabel
penentu keberhasilan penangkaran cucak rawa yaitu lama waktu menangkarkan,
jumlah induk produktif, daya tetas telur, modal, biaya operasional, dan curahan
waktu perawatan. Model keberhasilan penangkaran cucak rawa terdiri atas dua
model, yakni model kelahiran dan kematian. Model kelahiran adalah
Y1 = 64.700 + 57.480 PC1 yang berarti bahwa semakin lama menangkarkan,
semakin banyak jumlah induk produktif, dan semakin tinggi daya tetas telur maka
semakin besar kelahiran. Model kematian yakni Y2 = 19.100 – 4.238 PC2. Model
ini menjelaskan bahwa semakin besar biaya operasioanal dan modal yang
dikeluarkan serta semakin lama curahan waktu perawatan dapat menekan kematian.
Tipologi penangkar cucak rawa terbagi ke dalam tiga tipologi, yakni penangkar
yang berhasil, penangkar cukup berhasil, dan penangkar belum berhasil.
Karakteristik kunci yang menentukan tipologi tersebut, antara lain jumlah induk
produktif, daya tetas telur, biaya operasional, modal, dan curahan waktu perawatan.
Berdasarkan hasil analisis finansial, usaha penangkaran cucak rawa layak untuk
dijalankan. Nilai NPV, BCR, IRR, PBP, dan BEP pada tingkat suku bunga 5% dan
30% berturut-turut adalah Rp2.631.732.785, 16, 51.77%, 0.27 tahun = 3 bulan,
Rp17.446.422.
Collections
- MT - Forestry [1419]