Show simple item record

dc.contributor.advisorManalu, Wasmen
dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorMaheshwari, Hera
dc.contributor.authorManampiring, Nonny
dc.date.accessioned2017-05-19T07:42:02Z
dc.date.available2017-05-19T07:42:02Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85353
dc.description.abstractTernak babi merupakan salah satu jenis ternak yang mempunyai kontribusi cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi sebagian penduduk Indonesia. Ternak babi merupakan hewan politokus ialah hewan yang memiliki banyak anak dalam tiap kelahiran. Ternak babi juga cepat dalam meningkatkan populasinya, sehingga sangat potensial untuk dikembangbiakkan. Walaupun demikian, produksi ternak babi belum optimal dilihat dari rendahnya efisiensi produksi, yaitu tingginya kematian embrio selama masa kebuntingan dan kematian anak pada minggu pertama dilahirkan, tingginya keragaman jumlah anak, dan rendahnya bobot lahir anak. Rendahnya efisiensi produksi ternak sangat ditentukan oleh keberhasilan reproduksi. Anggapan utama karena ketidaksempurnaan lingkungan uterus dan faktor yang terkait dengan sistem reproduksi betina yaitu rendahnya rasio antara hormon-hormon kebuntingan (estrogen, progesteron dan laktogen plasenta). Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak babi, di antaranya melalui perbaikan kemampuan uterus dan plasenta dalam memediasi pertumbuhan dan perkembangan embrio dan fetus melalui peningkatan sekresi endogen hormon-hormon kebuntingan terutama progesteron, estradiol dan faktor pertumbuhan. Sekresi endogen hormon-hormon kebuntingan dapat ditingkatkan melalui peningkatan jumlah kelenjar penghasilnya atau melalui peningkatan aktivitas sintetik kelenjar yang ada dengan cara penyuntikan pregnant mare serum gonadotrophin (PMSG) dan human chorionic gonadotrophin (hCG) pada induk sebelum pengawinan. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan dalam satu rangkaian penelitian untuk mengkaji epigenetik gen GH ternak babi untuk optimasi produksi. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui efek dari penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan terhadap performa induk dan anak yang dilahirkan. Hewan percobaan yang digunakan adalah 32 ekor babi dara keturunan Landrace sebagai calon induk dan seluruh anak yang dihasilkannya. Hormon yang digunakan adalah PMSG dan hCG dengan dosis 600 IU per induk pada 16 ekor calon induk dan sisanya disuntik NaCl fisiologis. Penyeragaman berahi dilakukan dengan menyuntikkan prostaglandin (PGF2α). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan dapat memperbaiki performa induk dan anak, dilihat dari rataan lama kebuntingan yang lebih cepat 4 hari (P<0.05), peningkatan konsentrasi hormon estradiol (P<0.05) dan progesteron (P>0.05), peningkatan bobot badan anak yang lahir hidup (P<0.05), panjang badan, tinggi tungkai, pertambahan bobot badan anak yang meningkat (P<0.05), serta mortalitas anak turun menjadi 13.26%. Penelitian ini membuktikan bahwa kondisi dalam rahim induk bisa mempengaruhi pertumbuhan anak saat masa prenatal, prasapih, bahkan sampai umur 150 hari. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengkaji seberapa besar lingkungan uterus, melalui penyuntikan PMSG dan hCG pada induk mempengaruhi ekspresi gen hormon pertumbuhan (Growth hormone, GH) pada hati dan pituitari anak babi serta korelasinya dengan pertumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan embrional sampai pertumbuhan anak setelah setelah lahir, salah satunya dikontrol oleh GH. GH dihasilkan dari lobus anterior pituitari otak, target utama GH adalah organ hati. Hewan percobaan yang digunakan adalah anak-anak dari induk yang disuntik PMSG dan hCG dan dari induk kontrol, masing-masing perlakuan 4 ekor anak berumur 100 hari, dari litter size 8 anak. Pengambilan mRNA dari jaringan pituitari dan hati, dilakukan untuk melihat adanya perbedaan ekspresi gen GH anak dari induk yang diberi PMSG dan hCG dengan kelompok kontrol menggunakan quantitative Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR), dengan gen housekeeping β-aktin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen GH terekspresi pada organ hati dan pituitari. Penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan dapat meningkatkan ekspresi gen GH anak secara signifikan (P<0.05) pada hati, dan tidak signifikan pada pituitari (P>0.05). Penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan berkorelasi positif dengan bobot anak usia 100 hari, rataan pertambahan bobot badan harian anak, persentase karkas, panjang badan dan tinggi tungkai pada anak usia 100 hari (P<0.05). Disimpulkan bahwa peningkatan pertumbuhan prenatal dan pertumbuhan postnatal anak babi yang lahir dari induk yang disuntik dengan PMSG dan hCG sebelum pengawinan dapat meningkatkan ekspresi gen GH. Ekspresi gen yang berbeda dalam penelitian ini disebabkan karena status metilasi DNA yang berbeda pula, karena penambahan gugus metil pada bagian CpG island di promoter gen GH. Berdasarkan penelitian sebelumnya, melalui pendekatan insilico dengan mengkaji ekspresi gen GH yang berbeda yang ditunjukan oleh anak babi dari induk yang diberi perlakuan penyuntikan PMSG dan hCG sebagai faktor lingkungan luar gen menjadi kajian epigenetik dalam penelitian ini. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengetahui efek dari penyuntikan PMSG dan hCG pada induk sebelum pengawinan terhadap bobot tubuh, karkas, dan bobot organ dalam tubuh anak. Pada tahap ketiga ini digunakan anak-anak babi dari tahap satu untuk dieuthanasia. Pada usia 150 hari, 8 anak babi dengan bobot badan yang sama yaitu sekitar 85 kg dipilih untuk dieuthanasia. Parameter yang diukur adalah bobot badan, bobot karkas, dan bobot organ dalam tubuh yaitu bobot otak, jantung, hati, ginjal, limpa, paru-paru, usus, ovarium, dan testis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak babi yang lahir dari induk yang disuntik dengan PMSG Dan hCG sebelum pengawinan memiliki bobot relatif karkas lebih tinggi dari kontrol (P<0,05), dan pada bobot organ dalam tubuh khususnya bobot absolut dan relatif dari usus lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (P<0,05). Selain itu, babi yang lahir dari induk yang disuntik dengan PMSG dan hCG sebelum pengawinan cenderung memiliki bobot absolut dan relatif organ lebih tinggi dibanding kontrol namun tidak signifikan (P>0,05) yaitu pada otak, jantung, hati, ginjal, limpa, dan paru-paru. Dapat disimpulkan bahwa kinerja pertumbuhan yang baik dari anak babi yang dilahirkan oleh induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh (organogenesis) yang baik selama masa kehamilan yang akhirnya menunjang fungsi fisiologis yang lebih baik pada masa postnatal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPharmacologyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa baratid
dc.titleKajian Epigenetik Gen Growth Hormone (Gh) Melalui Penyuntikan Pmsg Dan Hcg Pada Ternak Babi Untuk Optimasi Produksiid
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordPMSG hCGid
dc.subject.keywordperformans indukid
dc.subject.keywordpertumbuhan anakid
dc.subject.keywordekspresi genid
dc.subject.keywordGH Removeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record