dc.description.abstract | Fauna tanah adalah salah satu mahluk hidup yang memanfaatkan lingkungan
tanah baik komponen biotik maupun abiotik sebagai habitat yang dapat mendukung
aktivitas kehidupannya. Perbedaan tutupan kanopi pada hutan karet dan perkebunan
karet mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman hayati yang ada di
dalamnya, salah satunya adalah fauna tanah. Kelimpahan adalah jumlah total fauna
tanah yang ditemukan pada suatu habitat dan keanekaragaman adalah variabilitas
jenis fauna tanah. Semut merupakan predator tanah yang dapat mempengaruhi
populasi fauna tanah lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari perbedaan kelimpahan dan
keanekaragaman fauna tanah pada habitat yang berbeda yaitu hutan karet dan
perkebunan karet, serta mempelajari aktivitas predatorisme semut terhadap fauna
tanah lainnya. Pengambilan sampel tanah dilakukan di lapisan serasah dan tanah,
baik pada hutan maupun perkebunan karet yang terletak di Desa Bungku, dan Desa
Sungkai, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Untuk
mempelajari aktivitas predatorisme semut, maka dibuat subplot berukuran 1 x 2 m
yang dibatasi oleh solid aluminium dan diberi perlakuan glue trap.
Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan ditemukan 7 kelas dan 21
ordo fauna tanah. Acari dan Collembola merupakan fauna tanah yang mendominasi
baik di hutan karet maupun perkebunan karet. Kelimpahan fauna tanah tertinggi
ditemukan pada hutan karet, sedangkan nilai keanekaragaman tertinggi ditemukan
pada perkebunan karet. Kelimpahan fauna yang tinggi dapat terjadi karena habitat
hutan karet lebih mendukung kehidupan fauna tanah dibandingkan perkebunan
karet. Keanekaragaman fauna tanah pada perkebunan karet dapat lebih tinggi
karena dipengaruhi dominansi, faktor kebiasaan dan perilaku fauna tanah.
Kelimpahan fauna tanah tertinggi terdapat pada lapisan serasah, sedangkan
keanekaragaman fauna tanah tertinggi ditemukan pada lapisan tanah. Hal ini
dikarenakan aktivitas makan fauna tanah yang lebih tinggi terjadi di lapisan serasah.
sedangkan pada lapisan tanah di kedua penggunaan lahan, kondisi lingkungan
fisiknya lebih kondusif sehingga fauna tanah yang ditemukan di lapisan ini lebih
beragam. Nilai kelimpahan dan keanekaragaman fauna tanah pada subplot tanpa
perlakuan (kontrol) lebih tinggi dibandingkan pada subplot perlakuan glue trap. Hal
ini dikarenakan terbatasnya aktivitas jaring-jaring makanan fauna tanah dan
berkurangnya kelimpahan semut sebagai predator. Nilai keanekaragaman pada
subplot perlakuan dan perlakuan glue trap memiliki kategori sedang. | id |