dc.description.abstract | Ketahanan penetrasi tanah merupakan cerminan mudah tidaknya tanah
ditembus oleh akar tanaman. Akar tanaman harus mampu menembus tanah tanpa
adanya hambatan untuk menyerap air dan hara yang dibutuhkan tanaman.
Ketahanan penetrasi pada tanah dipengaruhi oleh kadar air tanah, tekstur, bobot
isi, dan kandungan bahan organik. Sifat-sifat tanah tersebut sampai tahap tertentu
dipengaruhi oleh penggunaan lahan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ketahanan penetrasi tanah serta kaitannya dengan sifat tanah latosol
pada penggunaan lahan budidaya monokultur; kebun buah naga, kebun jeruk,
kebun jambu dan semak belukar sebagai kontrol. Ketahanan penetrasi diukur
dengan alat penetrometer saku pada tiap-tiap penggunaan lahan. Pengamatan
lapang terhadap nilai ketahanan penetrasi yang dilakukan selama tujuh hari
berurut-urut menghasilkan pola grafik yang semakin meningkat seiring
bertambahnya hari tidak hujan. Ketahanan penetrasi tanah pada berbagai
penggunaan lahan dari tertinggi hingga terendah secara berurut-urut adalah pada
kebun jeruk, kebun buah naga, kebun jambu dan semak belukar. Ketahanan
penetrasi tanah pada kondisi kadar air tanah minimum dari tertinggi hingga
terendah secara urut pada kedua kedalaman 0-20cm dan 20-40cm adalah pada
kebun jeruk 4.45kg/cm² dan 4.08kg/cm² dengan kadar air 26.80% dan 32.78%,
kebun buah naga 4.38kg/cm² dan 3.85kg/cm² dengan kadar air 31.25% dan
36.59%, kebun jambu 4.27kg/cm² dan 3.80kg/cm² dengan kadar air 29.06% dan
38.65% dan semak belukar 4.19kg/cm² dan 3.87kg/cm² dengan kadar air 29.06%
dan 27.03%. Setiap penggunaan lahan setelah tujuh hari tidak turun hujan
mengalami peningkatan ketahanan penetrasi pada kedua kedalaman seiring
bertambahnya hari tidak hujan namun secara umum belum menghambat
perkembangan akar khususnya pada tanaman tahunan. | id |